Mohon tunggu...
Puma Marvie
Puma Marvie Mohon Tunggu... -

Mahasiswa semester I Akademi Broadcasting AKRB YOGYAKARTA.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Taman Madya: Ki Hadjar yang Terlupakan (?)

18 Desember 2013   09:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:47 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1387334420995575846

Siapa yang tidak mengenal Ki Hadjar Dewantara? Bapak pendidikan di Indonesia. Beliau adalah sosok penting dalam sejarah pendidikan di negeri ini. Ki Hadjar berupaya memajukan pendidikan di Indonesia dengan cara mendirikan sekolah yang diberi nama Taman Siswa pada tahun 1941  di Yogyakarta.

Sekolah Taman Siswa terdiri dari TK Indria, SMP Taman Dewasa, dan SMA Taman Madya. Sayangnya, sekolah yang mempunyai ciri khas berbudi luhur ini, ternyata semakin hari semakin dilupakan oleh masyarakat. Hal tersebut terbukti dengan sedikitnya jumlah siswa yang memilih belajar di sekolah Taman Siswa. Salah satu contoh yaitu SMA Taman Madya IP yang didirikan oleh Ki Hadjar pada tanggal 1 Agustus 1941, sekolah yang beralamatkan di JL.Taman Siswa 25d tersebut hanya mempunyai kurang dari 30 siswa untuk satu angkatan saat ini. Ketika ditanya mengapa hal seperti itu bisa terjadi, menurut pak Martono(53) Waka kesiswaan SMA Taman Madya IP, beliau menuturkan penyebabnya sangatlah kompleks, mungkin saja karena masyarakat cenderung lebih memilih SMK ataupun SMA negeri yang dianggap lebih maju ataupun kejuruan.

Padahal jika ditelusuri  sekolah Taman Siswa sebenarnya memiliki berbagai macam kegiatan yang tidak kalah menarik. Selain berbudi luhur, Taman Siswa juga memilki ciri khas lainnya. Sebagai contoh dalam hal kesenian berbagai kegiatan yang berhubungan dengan seni seperti seni tari, teater dan karawitan. SMA Taman Madya IP misalnya, tiap tahun SMA ini memenangkan paling tidak juara 2 tingkat kota Yogyakarta dalam seni tari dan teater. Tahun 2012 kami meraih juara 1 teater tingkat kota dan juara 2 tingkat propinsi DIY. Lalu baru-baru ini kami meraih juara 2 teater tingkat kota Yogyakarta dalam PEBP (Pekan Etika Budaya Pelajar) kata bapak 4 orang anak tersebut.

[caption id="attachment_309460" align="alignleft" width="300" caption="Pak Martono Waka Kesiswaan SMA Taman Madya"][/caption] Kami selalu mendaftarkan sekolah kami untuk mengikuti berbagai lomba tiap tahunnya, ujar guru seni rupa yang telah mengajar selama 23 tahun di SMA Taman Madya IP ini. Beliau pun mengatakan bahwa telah banyak upaya yang dilakukannya untuk membangkitkan kembali sekolahnya. Mulai dari menyebar brosur, pamflet, mengadakan try out ke SMP di sekitar Yogyakarta, bahkan sampai mengadakan Pensi (Pentas Seni).

Lalu, apa yang sebenarnya diragukan oleh masyarakat mengenai kualitas dari sekolah Taman Siswa? Dimanakah dewantara-dewantara muda sekarang?  Semoga masalah ini segera ditemukan solusinya. (Puma Aisya,15/12/13)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun