Mohon tunggu...
PUMA Communications PresUniv
PUMA Communications PresUniv Mohon Tunggu... Mahasiswa - Blog Resmi Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi President University

Akun ini berisi tulisan oleh Mahasiswa Ilmu Komunikasi President University mengenai kegiatan atau acara yang dilaksanakan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa Ilmu Komunikasi President University Lakukan Kunjungan Ke Starvision

17 Juni 2023   14:23 Diperbarui: 17 Juni 2023   18:37 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cikarang, 15 Juni 2023 - Remaja saat ini tergolong sebagai generasi Z yang sedang berada pada fase pencarian jati diri. Beriringan dengan pencarian jati diri itu, terjadi fenomena yang berkaitan dengan eksplorasi diri yang  dikenal sebagai Fear Of Missing Out (FOMO), merupakan suatu ketakutan seseorang atas ketertinggalan sehingga menimbulkan keinginan kompulsif dari orang tersebut untuk mengharuskan dirinya mengalami kejadian yang sama seperti orang lain. 

Fenomena ini  berdampak juga kepada mahasiswa Ilmu Komunikasi President University yang bingung untuk memilih konsentrasi jurusan yang sesuai dengan minat dan bakat mereka, namun mereka juga merasakan ketakutan terhadap FOMO dalam dirinya ketika memilih jurusan. 

Melalui kegiatan "President University Goes to Starvision", kunjungan langsung ke kantor Starvision pada Kamis (09/06/2023) yang diadakan oleh PUMA Communications President University untuk membantu mahasiswa Ilmu Komunikasi mengetahui kondisi di balik layar dalam pembuatan film. Kedatangan Mahasiswa President University tersebut disambut gembira oleh Denden selaku HRD dan Promoting dari Starvision dan kunjungan itu dilanjutkan dengan kegiatan sesi sharing presentation yang membangkitkan rasa penasaran partisipan yang hadir sehingga dalam sesi tanya jawab dibanjiri banyak pertanyaan. 

Dalam materi yang disampaikan oleh Denden dan rekannya, Mithunisar, mereka menjelaskan jalannya sebuah film itu dibuat yang dimulai dari pembuatan skrip film, casting peran, syuting film, pengeditan sampai ke promosi film ke berbagai wilayah dan kota. Mereka juga menjelaskan singkat bagaimana cara kerja sebagai staf kantor di industri hiburan. 

"Sebagai staf kantor di dunia entertainment jam kerjanya tuh fleksibel karena ide yang muncul itu tidak bisa dipaksa dan kita juga dituntut untuk kreatif. Kita dalam membuat film tidak hanya mengikuti yang booming saja namun kita harus membuat film itu yang dapat kita ambil pelajarannya kadang film yang ditayangkan tidak semata- mata juga diambil dari cerita novel namun banyak film yang scriptnya dibuat original dari pembuat," ujar Denden. 

Disela sesi tanya jawab bersama Chand Parwez Servia, pendiri Starvision juga menceritakan proses pembuatan film-film yang selama ini kita tonton terutama layak atau tidaknya sebuah film dipublikasikan.

"Film Dua Garis Biru adalah film yang banyak menimbulkan kontroversi di masyarakat padahal sebelum film ini dipublikasikan film ini sudah kita uji coba yang melibatkan masyarakat untuk dapat mengetahui film ini layak atau tidak, dapat memberikan pelajaran atau tidak, dalam pembuatan film pemilihan ending film dan pemeran yang tepat juga harus diperhatikan agar pesan yang disampaikan didalam cerita film dapat tersampaikan oleh penonton," ujar Chand Parwez Servia.

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Melakukan Starvision Room Tour
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Melakukan Starvision Room Tour

Kunjungan ini juga dilanjutkan dengan Starvision Tour yang memperlihatkan ruangan staf dengan menjelaskan tentang fungsi ruangan dan tugas pekerjaan staf kantor di Starvision. Di akhir tour, mahasiswa Ilmu Komunikasi President University memiliki kesempatan untuk masuk ke ruangan pendiri Starvision, memperlihatkan piala dan penghargaan yang telah didapatkan oleh Starvision dalam memproduksi film. Kegiatan diakhiri oleh pesan Chand Parwez Servia yang mengingatkan agar kita dapat menonton buatan film Indonesia dan tidak menontonnya secara bajakan untuk menghargai karya Indonesia. 

 

Sekarang kalian sudah tau nih bagaimana susahnya pembuatan film, resiko dan banyak pihak yang terlibat dalam pembuatan film. Oleh karena itu, kalian sebagai penerus kami di masa depan, kalian harus bijak dalam menonton film, jangan nonton film bajakan. Sebaiknya kalian menonton di aplikasi resmi saja, seperti Netflix, Disney ataupun nonton langsung ke bioskop" pungkas Chand Parwez Servia, pendiri Starvision. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun