Mohon tunggu...
Ina Widyaningsih
Ina Widyaningsih Mohon Tunggu... Administrasi - Staf TU SMPN 3 Pasawahan

Penyair Pinggiran

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gadis di Puncak Gunung Keris

2 April 2021   08:04 Diperbarui: 2 April 2021   08:05 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sementara teman-teman Tian asyik bercengkrama dengan bermain gitar dan bernyanyi sambil menikmati makanan ringan yang mereka bawa sebagai perbekalan. Tian menghampiri gadis itu dan memberinya sebuah botol minuman. 

"Minumlah!" ujar Tian singkat saja berkata.

"Terimakasih." jawab gadis itu.

Dari situ mulailah tercipta percakapan yang mulai menghangat hingga Tian pun lupa dengan kejadian aneh yang dilihatnya tadi. Tian akhirnya tahu jika gadis itu bernama Bulan Permatasari. Dan tepat ketika gadis itu menyebutkan namanya purnama muncul di angkasa malam yang memang cuacanya sangat cerah malam itu.

Tian hanya sesekali memandang purnama yang seakan sengaja muncul untuk menerangi kecantikan Bulan yang duduk di hadapannya. Tian sangat mengagumi kecantikan gadis itu. Betapa anggunnya sehingga setiap kata-kata yang terlontar dari mulut Bulan seperti sebuah lagu yang sedang dinyanyikan olehnya.

Hingga tak terasa Tian pun mulai menguap dengan rasa kantuknya, tapi dia tetap saja mendengarkan Bulan bercerita tentang dirinya. Malam pun semakin larut dan dingin, teman-teman Tian sudah masuk ke tenda semuanya, dan tidur dengan lelapnya.

Sementara Tian masih duduk bersila di hadapan Bulan, ketika tiba-tiba Bulan bangkit dan menghampirinya sambil memberikan sehelai kain panjang berwarna putih berhiaskan gambar bunga melati. 

"Pakailah! Kamu sepertinya kedinginan." Ujar Bulan kepada Tian.

"Baiklah." Jawab Tian sambil melingkarkan kain tersebut di lehernya.

Tiba-tiba tubuhnya terasa hangat dan matanya merasa tak tertahan lagi ingin tidur. Tian pun rubuh di atas batu tempatnya duduk, dia tertidur di sana tanpa ingat apa-apa lagi.

Malam semakin kelam di puncak Gunung Keris, dari kejauhan terdengar suara-suara malam yang semakin mencekam. Udara dingin yang kian menusuk itu telah membuat sekelompok anak muda itu kian lelap dengan tidurnya. Tanpa disadari jika malam itu saat lelap memeluk tubuh mereka, Bulan melayang pergi dan lalu menghilang di kegelapan malam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun