Mohon tunggu...
Puji Triana Rahayu
Puji Triana Rahayu Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menanti Kiprah Kartini-Kartini Muda

3 April 2022   16:13 Diperbarui: 3 April 2022   16:19 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bulan April telah tiba. Di Indonesia momentum di bulan April selalu dinanti oleh semua kalangan,utamanya kaum wanita. Bukan hanya gegap gempita menyambut Ramadhan yang juga tiba di bulan April, namun setiap warga negara Indonesia selalu menanti bulan April sebagai bulan untuk mengingat kembali sosok pahlawan wanita yang berjuang keras melawan doktrin dan perbedaan perlakuan bagi para wanita di masanya. 

Siapa lagi kalau bukan Raden Ajeng Kartini . Beliau adalah pencetus emansipasi wanita pertama di Indonesia. Kala itu, para wanita hanya mampu mengerjakan tugas-tugas rumah seperti mencuci,memasak,membereskan rumah dan segala macam pekerjaan yang berhubungan dengan sumur,dapur dan kasur . 

Dari dedikasi dan perjuangan Kartini-lah, saat ini para wanita tidak hanya berjuang di rumah, tapi banyak kaum hawa yang sukses di luar rumah sebagai pejuang bisnis,meniti karir yang tentu saja membantu menopang perekonomian keluarga, sekaligus membuktikan bahwa wanita bukanlah kaum yang lemah. 

Secara kodrat, wanita memang memiliki sifat kelembutan,anggun dan gemulai, namun tidak dapat kita pungkiri bahwa saat ini banyak profesi yang dipimpin oleh kaum wanita,bahkan dari pemikiran dan keuletan kaum wanita pula, negara bisa berkembang di beberapa sektor. Lalu sejauh mana peran wanita dalam perkembangan dan peradaban suatu negara ? Berikut ulasannya :

1. Wanita mengandung janin selama 9 bulan 10 hari, dan ia dikodratkan memiliki do'a yang di ijabah oleh Allah SWT, maka do'a yang ia panjatkan sudah pasti adalah do'a - do'a yang baik, karena kelak yang ia inginkan adalah lahirnya bayi yang cerdas ,sehat dan tangkas. Seperti janji Allah kepada setiap makhluknya,bahwa  do'a yang baik cepat atau lambat akan didengar dan diijabah .

2. Wanita adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya, setiap ibu memiliki ikatan batin yang kuat kepada anak-anaknya, setiap hari sang anak mencontoh ucapan, perilaku dan tabiat ibu dalam tindakan sehari-hari, termasuk saat si anak masih berada di dalam rahim ibu, sang anak akan ikut merasakan bagaimana si ibu memberinya kelembutan,kasih sayang yang tulus dan tidak dibuat-buat. Maka, dapat dikatakan  seorang ibu yang hebat akan memiliki anak yang hebat pula.

3. Wanita adalah pendamping suami,dalam rumah tangga,suami istri adalah sebuah partner yang hebat  dimana simbiosis mutualisme melekat erat untuk saling mendukung satu sama lain. 

Jika sang suami bekerja untuk mencari nafkah dalam rangka mencukupi kebutuhan keluarga, maka tugas istri adalah mendampingi tugas suami sekaligus menjadi motivator kesuksesan suami melalui perhatian,kasih sayang serta melalui untaian do'a yang istri panjatkan untuk keberhasilan dan kelancaran rizki suami. 

Dalam hal ini, wanita berperan penting dalam mengantarkan kebahagiaan dan keberhasilan dalam usaha suami, mendidik dan merawat anak-anak,sehingga pepatah yang mengatakan "Dibalik suami hebat,pasti ada wanita hebat di sampingnya" adalah benar adanya. Selain itu, dalam sebuah hadist, Rasulullah bersabda : " Wanita adalah tiang negara,jika baik wanitanya, maka baiklah negaranya, dan jika rusak wanitanya, maka rusak pula negaranya ".

Mengingat betapa besar peran seorang wanita dalam sebuah negara, kepada para remaja putri, carilah ilmu sepanjang yang engkau mampu, sebarkan ilmu sepanjang yang engkau tahu, lalu perjuangkan ilmu sepanjang batas usiamu. 

Mari jadikan peringatan Hari Kartini sebagai ujung tombak untuk terus berbenah,di pundak kalian lah, nasib bangsa kita berada, terus belajar menjadi wanita hebat,kuat bermartabat dengan landasan Iman, Takwa dan ilmu pengetahuan serta wawasan yang luas, agar negara Indonesia menjadi negara yang " Baldatun Thoyyibatun wa robbun Ghofur ".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun