Profil
Semua artikel saya di Kompasiana dan tulisan saya lainnya, saya simpan di http://dengarlahnuranimu.blogspot.com/
Bergabung 09 Februari 2011
Statistik
Label Populer
FOLLOWING 329
Wiwi Gustiwi
https://www.kompasiana.com/www.wiwigustiwi.multiply.com
Guru Matematik SMPN 2 DEPOK, mengajar adalah pengabdian dan panggilan hidup. . Mensyukuri apapun yang kita terima dan jalani hidup apa adanya.
Jose Rizal
https://www.kompasiana.com/jose_rizal
Penjaga NKRI.
Penulis buku : Sang Abdi Praja (Gramedia 2013), Kharisma Ayahku, Sebuah Biografi Zairin Kasim (Gramedia 2018).
STPDN 1999, S2 Fisip UI 2002.
Twitter : @JoseRi_zal
Rindy Agassi
https://www.kompasiana.com/rindy
New chapter, New Story. \r\nhttp://rindy-agassi.blogspot.com
Eka Nasrudin
https://www.kompasiana.com/wedangkopi
To Learn.
Nyoman Budarsa
https://www.kompasiana.com/blinyoman
http://www.blibagus.com
din saja
https://www.kompasiana.com/dinsaja
Padang menjadi kota penting dalam awal kehidupan seni din saja yang bernama asli Fachruddin Basyar. Lelaki kelahiran Banda Aceh (31 Januari 1959), yang mencukupkan masa pendidikan di sekolah menengah ini, mengenali seni dalam tahun 1980. Selama di Padang, menurut catatannya, din saja termasuk aktif berkiprah sebagai pekerja teater. Dia membentuk Teater Moeka Padang bersama sejawatnya Rizal Tanjung.
Dengan itu dia mementaskan Oedipus Rex (Sophocles), Malin Kundang (Wisran Hadi), Isa AS (teater tanpa kata), Malam Terakhir (Yukio Mishima), Bantal (adaptasi A.Alin De), naskah-naskah perjuangan serta pementasan puisi. Dari data itu saja telah menunjukkan produktivitas diri din saja sebagai pekerja seni. Selama di Padang puisi-puisi din saja di publikasikan di koran Singgalang, Haluan, Semangan dan SKM Canang. Selama di Banda Aceh sering dipublikasikan di Serambi Indonesia.
Setelah berjalan ke Palembang, Jakarta, Bandung dan Medan, din saja kembali lagi ke Banda Aceh (1988). Di Aceh pun din saja menunjukkan vitalitasnya sebagai seniman. Tetapi din saja meyakini dirinya sebagai penyair barulah dalam tahun 1990. berarti din saja menggunakan masa tempaan yang cukup lama. Begitupun ada puisi-puisinya yang diciptakan sebelum 1990 telah diantologi-bersamakan seperti pada Sang Penyair (ed.Isbedy Stiawan ZS, 1985) dan KSA3 (TBA/KSA, 1990). Dalam 1993 ada empat antologi puisi yang memuat puisi-puisi din saja yaitu Nafas Tanah Rencong (DKA), Banda Aceh (DCP Production), Lambaian (Deptrans Aceh) dan Sosok (LSA).
Pada tahun 1995 terbit antologi pertama din saja berjudul Sirath (LSA). Setelah itu puisi-puisi din saja terdapat pada antologi Seulawah, Setengah Abad Indonesia Merdeka (TB Solo) serta beberapa antologi lainnya.
Di Banda Aceh din saja membentuk Teater Alam dan Lembaga Seni Aceh (LSA). din saja juga
Fardhie Hantary
https://www.kompasiana.com/fardhie
Akal tanpa ilmu bisa liar, Ilmuan yang tak Furqon menjadi Jahat, Balutlah dirimu dengan Takwa, Landasi hidup hanya dengan Hidayah dari Robbmu. © Fardhie.com
Diva Gendut
https://www.kompasiana.com/divagendut
Anak kecil yang suka nulis. saya gendut. tapi, gendut dan imut beda tipis kan?
Titik Hitam
https://www.kompasiana.com/hadisetiawan
Aku hanya titik hitam yang ingin mewarnai, memberikan kemanfaatan untuk sesama, tak usah dipikir, aku hanya titik hitam . terima kasih Emak, spiritmu adalah hidupku