Mohon tunggu...
bu anni
bu anni Mohon Tunggu... profesional -

Semua artikel saya di Kompasiana dan tulisan saya lainnya, saya simpan di http://dengarlahnuranimu.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Banci Kaleng dan Fragmen Kehidupan di Tengah Kemacetan

6 Mei 2013   10:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:02 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

123rf.com

Kota Bandung memang bikin kangen. Suasananya yang asyik membuat banyak orang merasa  ingin datang dan datang lagi ke kota Kembang ini. Seandainya jalanan kota Bandung tidak macet parah, tentu jumlah wisatawan yang berkunjung ke kota Bandung akan semakin meningkat setiap harinya. Sudah terbiasa bagi kami, saya, suami,dan anak-anak,terjebak dalam kemacetan setiap kali pulang ke Bandung.

Dan siang itu di hari Sabtu yang cerah,  saat kami berempat dalam perjalanan menuju rumah Ibuku, kembali kami harus berkutat, berjibaku dalam pusaran kemacetan yang luar biasa di sepanjang jalan Otto Iskandardinata.  Riuh rendah, hiruk pikuk, berjejal, ruwet seperti benang kusut, itulah mungkin gambaran yang pas untuk melukiskan suasana macet total di sepanjang ruas jalan yang berdekatan dengan pusat perbelanjaan Pasar Baru itu.

Kami memutuskan untuk tidak bersikap kesal selama berada dalam jebakan kemacetan. Jadi untuk merintang-rintang waktu, kedua gadis remaja kami mengeluarkan ponselnya , memasang headset di telinga, dan segera tenggelam dalam keasyikan dan keceriaan bersama teman-temannya di dunia maya. Sementara saya tentu lebih memilih mengobrol dengan Suami yang berada di balik kemudi, agar dia tidak bosan dan mengantuk. Sambil berbincang ringan, tak hentinya saya mengamati keadaan di sekeliling kami, lalu merekam semua fragmen kehidupan ke dalam memori di otak saya.  Dan inilah sepenggalan fragmen-fragmen kehidupan itu …

1. Orang Norak bermobil keren

Norak yang pertama .Hanya berjarak satu mobil di sebelah kanan kami, sebuah mobil Honda CRV mengantri dengan gagahnya. Catnya berwarna Putih dan cling banget, maklum keluaran terbaru. Mobil yang cantik dan elegan. Tapi sungguh sayang seribu sayang, penumpang ( atau pemilik ?) mobil itu sungguh berkelakuan tidak cantik manatah lagi elegan. Bagaimana tidak, sembari  menunggu kemacetan terurai, penumpang perempuan yang duduk di jok kiri depan mobil keren itu, membuka kaca jendela, lalu  santai makan kacang dan kemudian dengan entengnya membuang sampahnya ke luar jendela . Akibatnya berbagai sampah berserakan di sekitar mobilnya.Tak hanya sampah kulit kacang, ada juga sampah plastik pembungkus permen dan entah sampah apa lagi. Bagaimana ? norak banget,kan ? sungguh kontras antara mobil, tampang, dan penampilan yang serba keren, sama kelakuannya yang kampungan. Seandainya ada aturan yang membolehkan petugas Polantas menilang makhluk norak seperti ini, jalanan di Bandung langsung bersih kayaknya.

Norak yang kedua. Ditengah kemacetan yang parah, dan ditengah antrian kendaraan yang mengular, tiba-tiba kami yang sedang santai  mengobrol dikejutkan dengan mobil Fortuner yang tiba-tiba mengambil jalur kanan. Santai banget, seolah tidak melihat bahwa ini lalu-lintas sedang macet total dan kelakuannya mengambil jalur kanan itu akan menambah parah kemacetan. Seenaknya banget, seolah ini adalah jalan milik milik Bapaknya saja. Sungguh perilaku berkendara yang tidak sopan dan tidak tahu aturan.  Sekilas saya lihat ada seorang laki-laki muda berpenampilan gagah, berkemeja dan berdasi di dalam mobil itu. Tapi saya tidak peduli.  Kalaupun dia itu seorang Menteri, saya tetap tak peduli. Yang saya tahu dia adalah orang kampungan bermobil keren. Titik.

2. Orang darting yang selalu  merasa penting

Namanya juga macet, ya kita mesti antri dan bersabar dong. Memangnya dengan membunyikan klakson sekeras-kerasnya akan membuat mobil yang berhenti di depan kita akan merayap maju ? enggak juga, kan ? nah, lalu kenapa banyak sekali pengemudi yang terus dan terus membunyikan klakson mobilnya sampai hampir tuli telinga ini dibuatnya. Orang kok pemarah sekali. Konon katanya, orang yang emosian gitu, kebanyakan karena menderita penyakit darah tinggi alias darting. Apa memang betul seperti itu ? rasanya saya yang punya penyakit darah rendah juga suka emosi, biarpun sesekali, he he … Nah si Oom Darting ini, terus saja memijit klakson mobilnya, dan berulang-ulang melongokkan kepalanya keluar jendela, sambil berterian-teriak tak jelas seraya sibuk mengacung-acungkan tangannya ke udara. Tau deh, ngedumel apaan dia. Kalau memang merasa tidak sabar, dan ada urusan penting yang harus segera diselesaikan, ya gimana kek, turun kek, bantu Pak Polisi yang sudah sampai keringetan begitu mengatur lalu-lintas yang tak kunjung lancar. Bukannya berteriak-teriak nggak jelas macam orang kehilangan akal seperti itu. Memangnya Loe doang yang penting ?  Gua juga penting tau. Bete … 3. Orang sabar perlu udara segar

Kalau ada lomba orang sabar, ada kemungkinan Suamiku bakal menjadi juara pertamanya. Beneran deh. Kan pada umumnya, orang kalau mengemudi lalu terjebak dalam kemacetan total, setidaknya bakal mengeluhlah, meski sedikit. Selebihnya ya marah-marah nggak jelas. Tapi suamiku, sabaar banget. Duduknya tetap santai, kepala mengangguk-angguk mengikuti irama lagu, sambil sesekali tangan kirinya mencubit-cubit pipiku. Mencubit pipiku adalah hobi Suamiku, entah kenapa. Mungkin karena pipiku tembem mirip kue apem. Manajemen stress dan kepiawaiannya mengelola emosi sangat luar biasa. Saat ada angkot yang tiba-tiba merangsek dari sebelah kiri, nyaris menyerempet spion dan membuat mobil kami jadi terpaksa mepet ke setengah jalur kanan, Suamiku hanya berucap kalem, “astaghfirullah” sambil tetap tenang dan sabar. Haduh, kalau saja saya yang ada di posisi dia, seengaknya   kata   ” stupid - fool “, bakal terlontar ke arah si Supir angkot yang nggak tahu diri itu. Suamiku mah sabar sajah. Dia hanya membutuhkan udara segar untuk meredakan keterkejutannya. Dia matikan AC, membuka kaca jendela, menghirup nafas dalam-dalam, bersandar, lalu santai lagi. ck ck …

4. Dia yang koplak, dia yang nyalak !

Nah ini dia. Para Bikers si Raja jalanan. Merasa kendaraannya slim, atau merasa jalan raya adalah sirkuit balap yang membuat dirinya tampil bak Rossi, para Bikers kerap berubah menjadi pengendara yang sangat berbahaya di jalan raya. Tidak hanya membahayakan diri sendiri, namun juga membahayakan para pengendara lain. Sudah begitu,seringkali jika terjadi insiden, jarang ada biker yang mau disalahkan. Apalagi jika insiden itu melibatkan mobil dengan motor. Bagaimanapun kejadiannya, pokoknya yang salah harus mobil. Aneh kan ? dan begitulah kejadiannya. Tak ada angin tak ada hujan, tiba-tiba sebuah sepeda motor yang ditumpangi dua pemuda, merangsek dari sebelah kiri, meliuk-liukkan motornya dengan suara knalpot yang memekakkan telinga. Saking sok jagoannya, si pengemudi motor berzigzag diantara mobil-mobil yang mengantri. Tapi malang, ada lubang di dekat situ yang tak terlihat oleh pengemudi motor. Motorpun oleng dan si pengemudi tak dapat menguasai kendaraannya. Tak ayal  motor itupun menyenggol mobil yang ada di dekatnya, lalu terjatuh diringi suara guuubrrraaakss… *&@$#!!!danaaaaaauwww …*&@$#!!! yang keras sekali. Nah lo, sukuriin …! makanya jadi orang jangan belaguu ! *eh …

Lalu apakah yang terjadi selanjutnya ? Si pengemudi yang mobilnya tersenggol motor itu pun keluar dan memeriksa keadaan kendaraannya. Wajahnya kesal bukan main. Ya jelas saja, orang lagi diem tau-tau ditabrak. Eh tiba-tiba, itu dua pemuda pengendara motor yang jatuh terjengkang di atas aspal itu, kontan bangkit dan langsung melabrak si Pengemudi mobil, sambil tangannya teracung-acung seolah hendak meninju wajah si Pengemudi mobil. Lah, ini benar-benar negara lucu dengan masyarakat yang nggak lucu !  lha wong dia yang koplak, kok malah dia yang galak ? jelas- jelas si biker yang salah, kok malah dia juga yang marah ? heran saya ..

5. Dunia milik berdua, yang lain ngontrak

Kalau yang ini, pemandangan syur. He he … Di tengah kemacetan lalu-lintas, kulihat ada sepasang muda-mudi yang mungkin sedang dimabuk asamara dan sudah dalam keadaan horny banget deh kelihatnnya (*ups). Masak di siang bolong yang terik begini, mereka berpelukan ketat di atas motor yang mereka tumpangi. Sang Cewek memeluk cowoknya dari belakang sambil sesekali berbisik mesra ke telinga cowoknya, sementara cowoknya ketawa-ketiwi kegelian, sambil sesekali mengelus dan menciumi lengan sang kekasih. Wajah sepasang manusia dimabuk cinta itu sudah mupeng banget keknya. Sampai nggak peduli suasana hiruk pikuk di sekeliling. Cuek saja, dunia miliki berdua, yang lainnya ngontrak doang ! heu heu … ^__^

6. Banci kaleng yang  menekan rasa malunya

Dan inilah hiburan murah meriah yang selalu ada di tengah kemacetan lalu-lintas. Pengamen laki-laki berpenampilan perempuan, yang bertingkah lebay dan berdandan mencolok. Mereka ini sering dijuluki Banci Kaleng. Para pengamen yang jelas-jelas laki-laki ini menirukan gerik-gerik kemayu khas perempuan, berpakaian sexy banget, yang perempuan saja belum tentu berani memakai pakaian serupa itu. Tak lupa mereka membubuhkan make up yang super menor di wajahnya. Tak ketinggalan bulu mata anti badai juga terpasang di kedua matanya.

Penampilan mereka sekilas tampak lucu, entah disengaja untuk menarik perhatian, atau memang tak cukup punya modal untuk berpenampilan lebih baik. Yang jelas para  Banci Kaleng itu masih tetap membiarkan otot-otot kekar dan urat laki-lakinya menyembul dengan jelas di balik penampilan femininnya.  Para banci kaleng ini, jika berbincang dengan sesamanya ya bersuara seperti laki-laki biasa saja, berbeda dengan ketika merayu para pengemudi untuk mengeluarkan recehannya. Suaranya ganjen banget, diperempuan-perempuankan !. Saya tidak tahu, apakah mereka ini memang sekedar berakting untuk mencari uang dengan menyingkirkan rasa malunya,  atau memang waria yang sesungguhnya. Sekilas mereka tampak sama saja. Selama macet, beberapa ribu rupiah mereka dapatkan. Lumayan untuk hidup sehari itu, atau mungkin juga untuk menghidupi anak istrinya ? siapa yang tahu … ?

7. Macet itu berkah

Selama kurang lebih 45 menit terjebak dalam kemacetan, tak terhitung berapa banyaknya para pedagang asongan yang menawarkan jualannya kepada para pengemudi mobil. Minuman dingin, makanan kecil, tissue, peta kota Bandung, jasa mengelap mobil, sampai peminta-minta, semua mengais rezeki di kemacetan jalan raya yang panas dan berdebu. Saya yakin, tidak sedikit rupiah yang berhasil dikumpulkan oleh para penjual asongan dan jasa lap kaca mobil ini. Sayang saya melihat masih banyak anak-anak kecil yang mengemis meminta-minta sembari menggendong bayi entah bayi siapa. Selalu perih hati saya menyaksikan anak-anak malang yang mungkin adalah korban perdagangan anak, sengaja dikaryakan oleh orang tuanya, atau mungkin saja mereka adalah korban penculikan itu. Aku mah suka mendadak pingin jadi Menteri Sosial kalau melihat keadaan seperti ini. Perasaan dari dulu Pemda Kota Bandung nggak pernah tuntas membereskan masalah gelandangan dan pengemis deh. Jadi nggak sabar …

Selalu ada Hikmah

Nah itulah sekilas fragmen kehidupan yang berhasil saya tangkap di sela kemacetan yang kami alami kemarin. Banyak manfaat dan hikmah yang dapat saya petik dari cuplikan kejadian sehari-hari itu. Hikmah yang semoga membawa manfaat bagi saya agar menjadi Ibu dan Ibu Guru yang lebih sabar dan bijak dalam menjalankan kewajiban saya. Semua frgamen yang saya saksikan itu adalah contoh gamblang yang dapat menjadi pelajaran berharga, betapa manusia itu harus senantiasa mengedepankan etika, ketenangan, kesabaran, dan kewarasan dalam setiap situasi, seberat apapun.

Saya yakin, tentu teman-temanpun sering melihat fragmen semacam itu di setiap kemacetan. Fragmen kehidupan yang kadang lucu, kadang memprihatinkan, dan ada kalanya juga menimbulkan kemarahan. Ayo berbagilah teman-teman, pasti sangat menarik. Selamat hidup dengan penuh manfaat ya teman-teman… :

Salam sayang,

Anni

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun