Mohon tunggu...
Puji lestari_ 003
Puji lestari_ 003 Mohon Tunggu... Mahasiswa - politeknik negeri banyuwangi

suka alam dan jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengolahan Limbah Kotoran Sapi menjadi Pupuk Organik

15 Juni 2023   11:14 Diperbarui: 15 Juni 2023   11:18 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adanya pupuk anorganik menyebabkan petani beralih menggunakan pupuk organik. Anorganik: Pupuk anorganik ini tidak hanya mudah didapat, tetapi juga cukup. pupuk Pupuk Anorganik terbuat dari campuran bahan kimia yang memiliki efek berbahaya meningkatkan pencemaran tanah penduduk, sehingga mempengaruhi kesehatan petani sendiri.Data BPS dari Sensus Pertanian 2013 menunjukkan bahwa petani menggunakan pupuk saham anorganik mencapai 86,41 persen. Sementara itu, penggunaan pupuk berimbang (organik dan anorganik) hanya 13,5 persen dan organik 0,07 persen. Jadi petani hanya memikirkan hasil produksi tanpa merefleksikan dampak yang akan ditimbulkan dari penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus terus menerus.Untuk mendorong petani mengurangi penggunaan pupuk anorganik, pemerintah menuntut mengeluarkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No. 70 Tahun 2011 tentang Pupuk Organik,  standar ini mendorong munculnya perusahaan pengolahan pupuk .

 kotoran sapi ini memiliki prospek yang sangat baik, karena pupuk kotoran sapi memiliki nilai komersial dan Ekonomi cukup tinggi. Saat ini, kotoran sapi hanya ditumpuk dan dibiarkan terbuka.  upaya untuk membuat pupuk kompos ini tidak membawa nilai ekonomi bagi masyarakat.Konversi kotoran sapi menjadi kompos tidak dilakukan atau tidak dilakukan dengan baikmenggunakan teknologi secara professional. kotoran sapi menjadi pupuk organik/kompos merupakan kegiatan yang dapat dilakukan secara terpisah. Walaupun hanya sebagai usaha sampingan kotoran sapi ini memiliki prospek yang sangat bagus. upuk organik dapat meningkatkan kesuburan tanah dengan cara memperbaiki kerusakan fisik tanah akibat penggunaan pupuk anorganik (kimia) yang berlebihan pada tanah, menyebabkan kerusakan permanen pada struktur lantai. pengolahan kotoran ternak yang kaya akan N, P dan Kaas Kompos dapat menyediakan nutrisi yang dibutuhkan tanah dan memperbaiki strukturnya Pada negara membaik.

 Kotoran sapi sebagai bahan baku pada pembangkit biogas adalah abahan organik yang memiliki kandungan nitrogen (N) tinggi selain unsur C, H, dan O. Dalam produksi biogas, unsur-unsur ini membentuk CH4 dan CO2, sedangkan kandungan N yang ada masih terdapat pada sisa bahan setelah perlakuan pada akhirnya akan menjadi sumber nitrogen untuk pupuk organik. Berbeda dengan pupuk organik, pupuk dapat berasal dari limbah atau dari pembuangan limbah selama produksi biogas juga dapat diproduksi langsung dari kotoran hewan. Pengomposan langsung dengan kotoran hewan, dimulai dengan pengumpulan kotoran sapi dan diakhiri dengan pengumpulan di kandang Sistem Grup, kemudian konversi menjadi kompos lepas, balok, butiran dan Bokashi.

Kotoran sapi digunakan sebagai kompos organik yang baik untuk perbaikan tanah dan dapat meningkatkan produksi pertanian. Keunggulan lainnya adalah membuat kandang lebih bersih dan sehat, serta mengurangi polusi. Pengurangan populasi lalat di sekitar keramba dan pemanfaatan langsung kompos untuk lahan pertanian atau kemungkinan dijual (bernilai ekonomi). Kemungkinan mengganti penggunaan pupuk kimia atau mengurangi biaya produksi. pupuk organik tidak hanya dapat dimanfaatkan oleh peternak untuk lahan garapannya, tetapi juga dapat menambah pendapatan karena dapat dijual. Termasuk lahan yang bebas dari bibit tanaman liar (gulma), tidak berbau dan mudah untuk digunakan . mudah digunakan dan meningkatkan produksi berbagai tanaman sebesar 10 hingga 30 persen. Jadi  Kotoran sapi dimanfaatkan sebagai kompos organik yang baik untuk pembenahan tanah dan dapat meningkatkan produksi tanaman. Manfaatnya , kandang menjadi lebih bersih dan sehat serta mengurangi pencemaran lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun