Mohon tunggu...
Puji Lestari
Puji Lestari Mohon Tunggu... Guru - Guru PNS

suka belajar, ingin bermanfaat untuk orang lain, Siapa yang bersungguh-sungguh maka akan berhasil

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menumbuhkan Karakter Cinta Lingkungan melalui Budidaya Ikan dan Sayur dalam Ember (Budiksamber) di MTsN 3 Bantul

26 Oktober 2024   11:23 Diperbarui: 26 Oktober 2024   11:27 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kelompok VI menambah kapasitas air pada budiksamber (dokumen pribadi)

Bantul, 24 Oktober 2024 -- Di tengah perkembangan pesat teknologi dan modernisasi, kepedulian terhadap lingkungan sering kali terabaikan, terutama di kalangan generasi muda. MTsN 3 Bantul menjawab tantangan ini dengan menginisiasi program Budidaya Ikan dan Sayur dalam Ember atau Budiksamber, yang menggabungkan aspek edukasi dan karakter melalui kegiatan budidaya. Budikamber ini memanfaatkan teknik sederhana untuk menanam tanaman sayuran kangkung di atas ember yang juga menjadi habitat ikan lele. Dengan arahan Puji Lestari, S.Pd., guru IPA yang sekaligus wali kelas 9A, program ini memberikan pengalaman belajar langsung kepada siswa dan membentuk karakter cinta lingkungan.

Program ini mencakup 10 kelompok yang masing-masing mengelola satu ember budiksamber, di mana setiap kelompok bertanggung jawab terhadap pertumbuhan ikan dan tanaman. Saat ini, MTsN 3 Bantul menanam tanaman kangkung di atas media air ember berisi ikan lele. Siswa diberikan tugas harian untuk memantau kondisi air, memberi makan ikan dengan pelet, dan memastikan sayuran tumbuh dengan subur.

Menurut Puji Lestari, budidaya ini mengajarkan siswa berbagai aspek positif, mulai dari kecakapan hidup hingga pemahaman mengenai ekosistem air sederhana. "Program Budiksamber kami bukan hanya sebagai kegiatan akademis, tetapi juga sebagai sarana membangun tanggung jawab dan cinta lingkungan. Kami ingin siswa memahami bahwa perawatan lingkungan dimulai dari hal-hal kecil, seperti menjaga ikan dan tanaman dalam ember, yang secara langsung memerlukan perhatian dan perawatan," ujar Puji.

Pada pagi hari, siswa-siswa terlihat antusias melakukan perawatan budiksamber mereka. Mereka bergantian menambahkan air bersih ke dalam ember, memastikan keseimbangan ekosistem sederhana yang ada di dalamnya. Dengan cekatan, mereka juga memberi makan ikan lele menggunakan pelet, sambil mengamati kondisi ikan dan tanaman. Kegiatan ini menjadi momen belajar yang unik karena siswa bisa melihat sendiri perkembangan ikan dan tanaman yang mereka rawat. Proses tersebut mendorong mereka untuk memahami pentingnya peran air dan lingkungan yang sehat bagi kehidupan makhluk hidup.

Budiksamber ini juga tidak hanya mengajarkan siswa tentang tanggung jawab tetapi juga melatih kemampuan kerja sama. Setiap kelompok harus mendiskusikan kapan waktu memberi makan, mengganti air, dan mengukur pH untuk menjaga kualitas air. Mereka belajar untuk saling bekerja sama dan berbagi tugas agar hasil budidaya tetap maksimal. Selain itu, teknologi sederhana seperti pengukur pH air diperkenalkan sebagai bagian dari pengembangan program ini, sehingga siswa mendapatkan pengalaman belajar yang lebih lengkap.

Kepala MTsN 3 Bantul, Tutik Husniati, menyatakan dukungannya terhadap program ini dan menjadikannya sebagai salah satu unggulan di madrasah. "Program Budiksamber ini bukan hanya sekedar kegiatan tambahan, tetapi sudah menjadi bagian dari pendidikan karakter yang berkelanjutan. Dengan menjaga lingkungan kecil ini, siswa belajar bahwa menjaga lingkungan hidup adalah tanggung jawab bersama, bahkan dari sesuatu yang sederhana," ujarnya.

Perwakilan kelompok 2, memberi makan lele (dokumen pribadi)
Perwakilan kelompok 2, memberi makan lele (dokumen pribadi)

Program ini juga mendukung pengembangan karakter siswa secara komprehensif. Selain cinta lingkungan, Budiksamber mengajarkan siswa tentang pentingnya disiplin, tanggung jawab, dan rasa peduli. Setiap kelompok harus melakukan pemeriksaan air, memberi makan ikan, dan merawat tanaman secara teratur. Jika ada kelompok yang lalai, akan terlihat jelas pada kondisi ikan dan sayuran yang tidak tumbuh optimal. Hal ini mendorong siswa untuk bersikap disiplin dan bertanggung jawab atas tugas masing-masing.

Selain itu, siswa juga belajar mengatasi tantangan. Dalam budidaya ikan dan sayuran dalam ember, tidak selalu berjalan mulus. Siswa menghadapi berbagai kendala, seperti perubahan kualitas air atau tumbuhan yang layu. Guru dan siswa bersama-sama memecahkan masalah tersebut, baik melalui diskusi langsung maupun kajian ilmiah sederhana tentang ekosistem perairan.

Salah satu siswa yang terlibat dalam program ini, Nadhifah mengungkapkan pengalamannya, "Awalnya saya kira hanya memberi makan ikan saja, tapi ternyata kita juga harus memastikan airnya bersih dan sayuran bisa tumbuh. Sekarang saya jadi tahu bahwa lingkungan itu sangat penting. Kalau kita tidak merawatnya, ikan dan sayurannya bisa mati. Ini membuat saya belajar tentang bagaimana menjaga lingkungan, meskipun dari sesuatu yang kecil."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun