Mohon tunggu...
Puji Lestari
Puji Lestari Mohon Tunggu... Guru - Guru PNS

suka belajar, ingin bermanfaat untuk orang lain, Siapa yang bersungguh-sungguh maka akan berhasil

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Panen Kedua Budiksamber MTsN 3 Bantul: Siswa Berhasil Budidaya Kangkung dan Belajar Wirausaha

11 Oktober 2024   13:03 Diperbarui: 11 Oktober 2024   13:08 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panen Kangkung  Budikdamber kelompok 1 (dokumen pribadi)

MTsN 3 Bantul kembali merayakan keberhasilan program Budidaya Ikan dan Sayur dalam Ember (Budiksamber) dengan panen kangkung kedua yang berlangsung pada hari Kamis, 10 Oktober 2024. Panen ini menjadi bukti semakin meningkatnya keterampilan siswa kelas IX yang telah berpartisipasi aktif dalam proyek tersebut.

Sebanyak 10 kelompok siswa terlibat dalam program ini, dengan hasil panen yang semakin produktif dibandingkan panen pertama. Kelompok 1, 2, 4, dan 6 mencatat hasil panen terbaik, masing-masing memanen  tiga ikat kangkung segar. Dari setiap ember, kelompok-kelompok tersebut mampu menghasilkan 1 hingga 3 ikat kangkung, yang kemudian dijual kepada para guru dan pegawai  di madrasah. Harga jual kangkung 2.000 rupiah per ikat atau 5.000 rupiah per 3 ikat, tergantung kualitas dan ukuran hasil panen.

Tak hanya belajar budidaya, siswa juga mulai mempraktikkan pemasaran sederhana melalui penjualan hasil panen tersebut. Mereka belajar tentang bagaimana mengelola hasil panen secara efisien, menetapkan harga yang wajar, serta menjalin komunikasi dengan pembeli, yakni bapak dan ibu guru/pegawai.

Kangkung yang tumbuh subur siap dipanen (dokumen pribadi)
Kangkung yang tumbuh subur siap dipanen (dokumen pribadi)

"Program ini sangat bermanfaat. Selain belajar sains, siswa juga diajarkan keterampilan wirausaha sederhana yang dapat mereka praktikkan di kehidupan nyata," kata Puji Lestari, guru IPA sekaligus pembimbing program Budiksamber.

Budiksamber, yang awalnya diinisiasi sebagai respons kreatif terhadap tantangan pembelajaran selama pandemi, kini telah berkembang menjadi inovasi nyata dalam pembelajaran berbasis proyek (PjBL) yang aktif dan bermakna. Program ini tak hanya menghubungkan pembelajaran sains dengan kehidupan sehari-hari, tetapi juga memberikan siswa pengalaman berharga dalam memahami siklus ekonomi dan tanggung jawab sosial melalui pertanian urban.

Selain panen kangkung, program ini juga memperkenalkan teknologi pemantauan kualitas air melalui pengukuran pH yang rutin dilakukan oleh siswa untuk menjaga kesehatan budidaya ikan dan tanaman. Keberhasilan ini semakin memotivasi siswa untuk melanjutkan proyek mereka hingga panen selanjutnya, baik dalam budidaya maupun pemasaran hasil panen mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun