Ngomong-ngomong soal bangsa Indonesia, kenapa semakin hari yang saya lihat adalah sifat buruknya ya. Birokrat yang parah sudah menjadi penyakit kronis di negeri ini, makin diperparah dengan watak 'orang-orang'nya yang dari masa ke masa belum juga berubah. Kapaaaaaan ya kita ini bisa berpikir cerdas, bersikap disiplin, mengutamakan akal ketimbang 'okol' (baca:otot), tepa-slira, rendah hati (syukur-syukur ditambah gemar menabung pula), sampai jenuh rasanya berkhayal tentang negeri Indonesia yang aman, damai, dan sejahtera. Ibarat orang berumah-tangga, saya sudah memasuki fase klimaks untuk memaafkan watak pasangan yang tidak juga kunjung berubah menjadi 'baik', intinya saya minta cerai, tapi apa mungkin itu saya lakukan juga kepada negeri ini dengan posisi saya sebagai warga negara (yang baik)? Sebenarnya ada jalan keluar yang lebih praktis, kenapa tidak emigrasi saja? hmmmm...saya tidak se'pengkhianat' itulah, meski cuma nol koma nol-nol sekian persen masihlah ada keloyalan terhadap bangsa ini. Jika di mana-mana tertempel stiker ‘I Love Indonesia’ dan saya ditanya apakah saya juga demikian, maka saya akan jawab dengan suara lirih "Iya...", yang saya nantikan adalah saat di mana saya bisa dengan lantang mengucap kalimat "Aku Cinta Indonesia!" (macam judul film jaman dulu saja ya).
Dengan sedikit memohon dan penuh pengharapan, sekarang kalimat inilah yang ada di benak saya:
"Tolonglah bangsaku, segeralah berubah, supaya aku bangga padamu, supaya aku bisa mencintaimu dengan tulus, bukan dengan terpaksa....."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H