Itulah yang kemudian diperkuat dengan Satgas TNIC. Sebuah terobosan yang mengehendaki percepatan dalam mengambil keputusan pada proyek strategis. Karena pada satgas tersebut ada Dewan Komisaris, Direktur Utama Pertamina, komite audit dan internal audit yang berdiri sebagai dewan pengawas.
Jika sebelumnya saja sudah sulit sekali melakukan penyelewengan, dengan dibentuknya satgas itu kesempatan untuk menyeleweng menjadi semakin tidak memungkinkan. Misalnya ada yang memaksakan diri menabrak aturan, tak perlu menunggu lama untuk menjebloskannya ke penjara.
Blok Rokan adalah suksesi yang mengharukan. Jika boleh disebut, ada semacam percikan patriotisme di sana. Setelah sekian puluh tahun dikuasai perusahaan asing, kini putra-putri ibu pertiwi yang ditunjuk untuk mengelolanya. Maka kabar miring di seputar pengambilalihan blok minyak yang sangat besar itu pasti ada. Kehendak untuk mengail di air keruh dan menyerang profesionalisme Pertamina sudah terbaca jauh-jauh hari, sejak Presiden Jokowi mengumandangkan perlawanan.
Sesudah hari ini pun, kabar tak jelas tentang Pertamina akan terus dihembuskan, perkara yang tidak ada sengaja diciptakan. Dibumbui narasi konspirasi agar menarik. Itu hal yang biasa, sebagaimana kata Pramoedya, "Hidup sungguh sangat sederhana. Yang hebat-hebat hanya tafsirannya..."
Puji Handoko
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H