Ada banyak wilayah terpencil di Indonesia ini yang sulit dijangkau. Pembangunan di daerah-daerah seperti itu berjalan dengan bertahap. Pertama kali yang dibutuhkan di sana adalah akses jalan. Daerah berbukit atau yang terhalang sungai membutuhkan biaya pembangunan yang jauh lebih besar.
Selanjutnya, kebutuhan mendesak lainnya adalah listrik. Hal ini tentunya memerlukan akses jalan dan jaringan listrik. Oleh sebab itu, daerah-daerah yang minim infrastrukturnya juga mengalami keterlambatan dalam menikmati listrik, meskipun di wilayah itu ada pembangkit listrik yang mencukupi pasokannya. Sebab infrastruktur kelistrikannya belum terbangun sampai ke sana.
Kondisi itulah yang menimpa beberapa desa di Nias, Sumatera Utara. Untuk meuwujudkan hal itu, jaringan listrik harus dibentangkan dari ujung ke ujung wilayah di sana. Proses ini tentu sulit, jika tidak tersedia jalan yang memadai. Tiang dan benda-benda berat harus diusung ke sana oleh petugas dengan badannya.
Adakalanya PLN terpaksa memanggul tiang-tiang itu secara bersama-sama. Jika daerahnya terhalang sungai atau rawa, petugas bahkan menggunakan perahu. Kerja berat semacam itu dilakukan secara bertahap dan penuh kesabaran.
Proses seperti itu pula yang telah dilalui PLN untuk melistriki tujuh desa di pulau Nias. Desa-desa itu adalah Desa Fanedanu, desa Sisiwa Ewali dan desa Lolozukhu di kecamatan Ulu Idanotae. Kemudian desa Na'ai dan desa Hilisaoto di kecamatan Siduaori. Selanjutnya ada desa Sinar Susua di kecamatan Somambawa. Dan terakhir desa Hiliorahua Tasua di kecamatan Susua.
PLN telah membangun jaringan tegangan menengah sepanjang 14,649 kilometer sirkuit, juga jaringan tegangan rendah sejauh 14,896 kilometer sirkuit. Selain itu, PLN juga membangun sepuluh gardu ditribusi dengan total 450 KVA. Setelah tersambung, 507 desa di beberapa kecamatan itu akhirnya bisa menikmati listrik.
PLN telah menerima mandat dari negara untuk melistriki seluruh pelosok Indonesia. Banyak kendala di lapangan yang dihadapi untuk mewujudkan itu. Secara bertahap rintangan itu diatasi dan dicarikan jalan keluarnya. Untuk desa-desa terpencil, seperti yang ada di wilayah terluar, memang dibutuhkan kerja keras untuk merealisasikannya.
Nias adalah salah satu wilayah yang memiliki bentang alam yang tidak mudah untuk dijinakkan. Beberapa wilayah yang minim infrastrukturnya menambah kian berat tantangan itu. namun dengan sinergi berbagai pihak, sampai saat ini telah ada sekitar enam ribu desa di Provinsi Sumatera Utara yang telah terlistriki. Desa-desa itu tentu saja sebelumnya gelap gulita di malam hari.
Kerja keras itu akhirnya membuahkan hasil. Kebutuhan terhadap listrik sangat mendesak. Warga yang telah mendambakan listrik sejak lama terpaksa menggunakan genset agar bisa ikut menikmati kemajuan. Risikonya, beban biaya yang mereka tanggung jadi jauh lebih besar.
Keadilan energi adalah cita-cita besar bangsa Indonesia. Di masa lalu, banyak daerah terpencil yang seolah-olah dianaktirikan. Itulah yang barangkali dirasakan juga oleh warga dusun-dusun Nias yang sebelumnya melewati malam dalam keadaan gelap gulita. Jikapun ada penerangan, waktunya sangat terbatas demi mengemat biaya.
Namun kisah sedih itu telah berakhir. Sekarang, kampung-kampung yang jauh dari pusat kota itu telah melewati malam dengan bermandikan cahaya.