listrik Indonesia termasuk murah jika dibandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara. Mengutip Globalpetrolprice.com, untuk golongan rumah tangga non-subsidi, di tahun 2019 listrik di Indonesia memang masuk kategori berada di tengah-tengah. Tapi untuk golongan industri, listrik Indonesia yang paling murah. Sementara Singapura tercatat menjadi yang paling mahal.
TarifTarif listrik saja memang tidak cukup untuk menilai mutu kelistrikan suatu negara. Perlu juga ditimbang luas daerah, sistem distribusi, dan keandalan pasokan. Murah saja tanpa diimbangi sistem yang kuat dan merata tidak akan memadai. Tidak akan cukup untuk bisa disebut sebagai yang terbaik.
Untuk menjadi yang terbaik itulah, setiap negara sebenarnya telah berusaha keras mencukupi kebutuhan listrik seluruh warganya. Kalau bisa, dengan harga yang murah.Â
Mengambil contoh Singapura, listrik memang mencukupi, karena wilayah dan jumlah penduduk mereka kecil. Tapi ketika melihat perbandingan harga, Singapura bukan kategori ideal untuk disebut sebagai penyedia listrik terbaik.
Label seperti ini penting di dunia industri internasional. Sebab seorang investor akan menimbang kecukupan listrik di suatu daerah sebelum berinvestasi. Dengan mutu listrik terbaik, atau minimal andal, investor tidak akan ragu lagi untuk memulai usahanya di wilayah tersebut.
PLN sebagai perusahaan yang diberi mandat untuk mengurusi listrik tanah air, memiliki cita-cita untuk menjadi perusahaan listrik nomor satu di kawasan Asia Tenggara. Memang tidak mudah jika mengingat luasnya wilayah dan besarnya penduduk. Tapi cita-cita itu bukan isapan jempol. PLN telah menyiapkan dua strategi untuk mewujudkannya.
Dalam sebuah Webinar di Jakarta pada Rabu 12 Agustus 2020, sebagaimana dikutip Merdeka.com, Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan, "Kita ingin menjadi perusahaan listrik nomor satu terbaik di Asia Tenggara dan menjadi pilihan utama customer untuk solusi energi. Sehingga kita terus bertransformasi, kalau kita tidak berubah, maka perusahaan tidak akan tumbuh dan survive seperti kata Darwin."
Dua strategi itu adalah pertama, gesit dalam melakukan transisi energi. Gesit dalam arti lihai melihat perkembangan. Misalnya produsen energi dunia saat ini sedang terfokus pada energi yang ramah lingkungan. PLN juga mengikuti perkembangan serupa. Dalam pembangunan pembangkit listrik di masa mendatang misalnya, telah difokuskan pada Energi Baru dan Terbarukan.
Untuk mencapai hal itu, PLN akan terus berinovasi, khususnya dalam pengembangan produk baru dan proses kerja. Khusus proses kerja, bisa dilakukan dengan manajemen kerja yang lebih profesional. Salah satunya adalah memberikan solusi jika ada persoalan. Tentunya dengan mengutamakan kepentingan konsumen.
Yang kedua, strateginya adalah berupaya keras agar dapat diandalkan. Mengingat konsumen PLN sangat besar, wilayah kerjanya sangat luas. Aset yang dimilikinya juga sangat banyak dan berada di seluruh wilayah Indonesia. Untuk menjadi perusahaan yang dapat diandalkan, pelayanan terhadap konsumen mestinya harus terus ditingkatkan.
Ini memang kerja yang tidak mudah, soalnya ketika berbicara tentang listrik, kita akan berhadapan dengan seribu satu masalah gangguan jaringan.