Mohon tunggu...
Puji HadiAhyari
Puji HadiAhyari Mohon Tunggu... Editor - Puji Hadi Ahyari

Ikhtiar Sabar Tawakal

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penghapusan Ujian Nasional Berdampak Positif atau Negatif ?

18 Maret 2022   11:20 Diperbarui: 23 Maret 2022   09:53 1332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernyataan Menteri pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makariem terkait dengan peghapusan Ujian Nasional (UN) Nadiem makarim menyatakan, beliau akan menggantikan UN dengan asesmen kompetensi minimum dan survei karakter sebagai tolak ukur pendidikan Indonesia. UN dianggap kurang ideal untuk mengukur prestasi belajar. Materi UN juga terlalu padat, sehingga cenderung berfokus pada hafalan, bukan kompetensi. UN belum menyentuh ke aspek kognitifnya, lebih kepada penguasaan materi. UN juga belum menyentuh karakter siswa secara holistik.

Mulain Sejak tahun 2021 Ujian Nasional (UN) resmi di hapuskan, penghapusan Ujian Nasioal bertujuan untuk pemerataan dan perbaikan mutu pendidikan di setiap instansi. Dengan demikian setiap sekolah punya standar masing-masing sebagai pengganti Ujian Nasional. Apa yang di ujikan dari manajeman sekolah terhadap muridnya, itu merupakan standarisasi sekolah tersebut. Standarisasi sekolah di sesuaikan dengan kurikulum yang berlaku saat itu.

Neneng selaku wakil kepala sekolah SMP 5 PGRI BOGOR di hapuskannya Ujian Nasional memunculkan tanggapan yang berbeda. Ada beberapa murid dan orang tua murid yang menanggapi dengan bahagia, karena di hapuskannya Ujian Nasional. "Mereka mengganggap Ujian Nasional merupakan peroses penilaian secara umum, yang mungkin sebenarnya tidak dikuasai secara mutlak oleh siswa itu sendiri." Ujar Neneng.

 Selain itu dengan adanya Ujian Nasional, mungkin ada beberapa orang tua murid yang cemas, yang di khawatirkan apakah kemampuan anaknya bisa melampaui standar itu atau tidak. Sehingga penghapusan Ujian Nasional dapat mengurangi beban was-was orang tua murid.

Menurut Neneng, dari pihak guru sebetulnya ada dua tanggapan, ada senangnya ada tidaknya. Senangnya, pihak guru bisa lebih leluasa kepada konsep pengajaran yang dilakukan oleh pihak itu sendiri, sehingga tidak mengejar target secara umum maupun secara nasional.

Tetapi yang menjadi ke khawatiran ataupun negatifnya dari penghapusan Ujian Nasional, yaitu menjadi kehilangan standar. Dengan kehilangannya setandar nasional, menjadikan para murid kehilangan target yang harus di capai, sehingga mereka para siswa belajarnya lebih santai. Bisa jadi dari santainya tersebut berpengaruh ke karakter sehari-hari. Yang biasanya frequensi belajarnya tinggi, karena tidak adanya Ujian Nasional mereka bisa saja belajarnya lebih santai.

Para murid bisa saja akan menyepelekan pebelajaran dikarenakan tidak adanya  Ujian Nasional. Tentunya kondisi tersebut merupakan kondisi yang negatif. Karena dengan kondisi siswa sekarang yang di berikan target juga belajarnya santai, apalagi tidak diberikanya target maka akan lebih santai lagi.

Dengan di hapuskannya Ujian Nasional, kini ada beberapa pencapaian yang harus di capai oleh siswa SMP PGRI 5 Bogor, ujar Neneng. Yang pertama siswa harus mencapai KKM standar kelulusan. Selain itu siswa juga harus mencapai nilai standar yang sekolah sudah tentukan. Untuk menganai kemahiran dan pemahaman, hal tersebut di kembalikan lagi bagaimana proses siswa itu sendiri bagaimana mencapai standar itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun