Mohon tunggu...
Puji Hastuti
Puji Hastuti Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

Dosen Poltekkes Kemenkes Semarang

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Drama Cinta Dua Babak yang Berbeda

4 Mei 2015   05:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:24 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cinta, ngomongin tentang cinta rasanya ga ada basinya. Nulis tentang cinta rasanya ga ada bosannya. Cerita tentang cinta rasanya tetap menarik saja. Dari cinta banyak cerita. Dari cinta banyak hikmah yang bisa dibuka. Karena cinta hati menyatu, akibat cinta terluka kalbu.

Minggu, 3 Mei 2015, akhir dari libur panjang pekan ini saya harus menyaksikan drama cinta yang terpampang di depan mata secara live dari dua sahabat yang berbeda. Berbeda orang, berbeda cerita dan berbeda pula akhir cintanya. Cinta yang diawali dan tumbuh dari kebersamaan saat remaja waktu di sekolah setingkat SMA.

Cerita cinta kali ini berawal dari jejaring facebook. Teman-teman Aliyah/setingkat SMA waktu di pondok pesantren dulu kini tersambung kembali silaturahminya. Perpisahan belasan tahun yang lalu, masuk sekitar tahun 1991 dan lulus tahun 1994 telah membawa cerita yang berbeda. Cerita yang menarik dan sangat seru ketika bertemu muka.

Ada yang sudah menikah dan memiliki anak sampai 5. Ada yang masih lajang tanpa pasangan. Namun yang jelas rata-rata sudah menikah dan memiliki anak. Begitu juga dengan profesi dan pekerjaan yang dilakoninya kini. Ternyata dari sekian ratus teman tersebut, pekerjaannya juga bermacam-macam. Ada yang sudah jadi pejabat di pemerintah pusat. Ada yang menjadi menjadi anggota dewan perwakilan rakyat di daerahnya.  Ada yang jadi dosen sekaligus penceramah agama. Ada yang jadi penyuluh di KUA, namun ada juga yang jadi penghulunya. Ada yang jadi petani lengkap  dengan peternakan ikannya. Ada yang jadi akuntan, guru, perawat, kontraktor dan pengacara. Namun tidak sedikit juga yang menjadi ibu rumah tangga biasa. Ada yang melanglang buana ke luar negeri menjadi TKI, namun ada juga yang menjadi diplomatnya. Ada yang jadi buruh pabrik, pengusaha kuliner, pengusaha fashion hingga peternak ayam dan sapi. Ada yang membuka perkebunan karet dan sawit. Karena kami berbasis pesantren tentu saja tidak ketinggalan juga ada yang jadi kyai yang konon beristri dua.

Begitulah pertemuan kembali di dunia maya tersebut membawa pada kenangan lama. Kenangan yang tak terlupakan. Kenangan masa silam termasuk kenangan-kenangan akan indahnya masa-masa kebersamaan di sekolah, kegiatan yang pernah dilakukan, kelucuan-kelucuan yang pernah terjadi, termasuk cerita cinta yang pernah tercipta. Cinta yang pernah terungkap maupun cinta yang tersimpan rapat. Nyaris teman-teman tidak ada yang mengetahuinya, bahkan yang ditaksirnya sekalipun.

Dari pertemuan di media sosial tersebut, status masing-masing temanpun terungkap. Ternyata ada yang sudah jadi duda, janda dan bahkan menikah yang kedua kalinya, termasuk yang masih jomblo belum punya pasangan. Singkat cerita teman yang berstatus duda dan janda, dipertemukan di media sosial tersebut dan terjalinlah kisah asmara di antara keduanya. Walaupun sebenarnya ketika masih duduk di aliyah dulu, mereka sama sekali tak ada rasa. Bahkan karena begitu banyaknya santri yang waktu itu jumlahnya ribuan,  kami nyaris tak saling mengenal. Selain memang pondok pesantren  tempat kami sekolah dulu antara santri putra dan santri putri terpisah pondok dan kelasnya. Jejaring sosial facebook ini telah menyatukan hati yang semula tak saling mengenal, telah menghubungkan asmara di antara keduanya. Akhirnya hari ini kami dapat menyaksikan pertautan dua hati dari masing-masing teman yang telah berpisah dari pasangannya sebelumnya. Doa kami semoga keluarga yang dibentuk sekarang ini menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah wa rohmah.

Dalam kesempatan menghadiri  walimah teman kami itu, ada teman lain yang bercerita tentang teman kami yang masih berstatus jomblo itu ternyata juga sebentar lagi mau menikah. Dia mau menikah dengan anak muridnya di tempat mengajar. Lumayan jauh perbedaan usia di antara keduanya, karena teman kami sekarang ini sudah hampir menyentuh usia 40 an dan calonnya tersebut masih usia 20 an. Namun cintanya ternyata baru ketemu di usia tersebut. Namun yang tak disangka ternyata cerita teman tersebut telah membuat, hati seorang teman cewek kami yang hadir dalam walimah itu menjadi terguncang. Teman cewek yang satu ini ternyata menyimpan rasa yang telah bertahun-tahun tertumpuk di dalam dadanya. Mendengar teman cowok yang ditaksirnya dulu mau menikah, dia ingin segera menemuinya. Perpisahan yang telah terjadi bertahun-tahun lamanya, perubahan statusnya yang kini telah menjadi seorang istri ternyata tidak merubah perasaannya. Setidak-tidaknya ternyata dia menyimpan rasa yang dahulu pernah hinggap di hatinya.

Teman cewek yang satu ini kemudian mengajak kami untuk bertemu dengan teman cowok yang kebetulan tidak hadir di acara tersebut. Kami pun mengantar dan menemani ke rumahnya. Sampai di rumah teman cowok tersebut, salah seorang teman turun duluan dari mobil yang kami tumpangi untuk mengecek apakah teman cowok tersebut ada atau tidak. Ternyata setelah dia keluar rumah, teman cewek kami itu tiba-tiba jatuh hampir pingsan, seolah-olah badannya lemas tak berdaya. Akhirnya teman kami itupun bertemu, berbincang beberapa saat di teras rumahnya dan kami menunggu di mobil. Entah apa yang mereka bicarakan, namun tak berapa lama kemudian teman cewek kami itu masuk kembali ke mobil dan tiba-tiba dia menangis sesenggukan hingga badannya terguncang-guncang dan bersandar di bahu seorang teman.

Saya hanya menghela nafas panjang melihat adegan tersebut dan tak tahu apa yang harus diucapkan. Karena selama inipun saya tidak mengerti apa yang telah terjadi di antara keduanya. Mengapa temanku yang satu ini begitu terluka dengan kabar pernikahannya. Kabar yang harusnya disambut dengan suka cita karena teman yang telah lama menjomblo ini ternyata sudah ketemu jodohnya. Namun rupanya bagi teman cewek yang satu ini ternyata kabar tersebut merupakan tanda kalau dia harus mengakhiri perasaannya. Perasaan yang telah lama hadir dalam hatinya dan tidak pernah terungkap. Terungkapnya justru setelah sekian lama terpisah dan  dia juga mempunyai status yang berbeda. Pengungkapan yang sudah terlambat, namun katanya dia cukup lega karena sudah menyatakan perasaannya. Akhirnya kami tertawa bersama mendengar apa yang dia katakan. Geli, lucu, aneh, bercampur aduk rasanya melihat adegan tersebut. Namun begitulah perjalanan cintanya, rupanya perjalanan waktu tak mampu menghapusnya. Tak hilang di telan masa, tak lekang oleh waktu, tak berubah karena status, namun pahit  terasa akhirnya.Kata si patkay... cinta deritanya tiada akhir. Namun teman yang satu ini sesungguhnya telah menemukan cinta lain yang membuat bahagia dalam kehidupannya.

Dua babak cerita cinta dari dua sahabat yang berbeda, tersaji hari itu langsung di depan mata. Haru birunya cinta memiliki akhir yang berbeda-beda. Semoga kita semua bisa mengambil hikmahnya.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun