Mohon tunggu...
Puji Hastuti
Puji Hastuti Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

Dosen Poltekkes Kemenkes Semarang

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ikut Menikmati Listrik Gratisan

11 Juni 2020   17:20 Diperbarui: 11 Juni 2020   17:28 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Sejak tinggal di rumah dinas, rumah lamaku ditempati oleh adik. Dia kusuruh jaga rumah tersebut sekaligus menempatinya. Kebetulan adikku belum punya rumah sendiri dan juga tinggal sendirian sejak istrinya pulang kembali dan menggugat cerai.

Rumah lamaku ini memang betul-betul rumah lama, bangunan tahun 80-an. Dibangun oleh si pemilik langsung dengan menggunakan bata merah tanpa kerangka besi.

Kami belum pernah merombak bangunan utama. Kalaupun ada renovasi hanya pada sebagian dinding rumah karena lembab dan berjemur. Renovasi lain kami lakukan di atap rumah yang tadinya genteng lama yang berat diganti dengan atap dari asbes. 

Begitu juga dengan bagian lantai, awalnya plester dan sebagian masih tanah, kami ganti dengan ubin keramik. Renovasi itu dilakukan secara bertahap dengan masih mempertahankan bentuk dalamnya. 

Rumah lama ini listriknya masih 450. Dengan jenis pembayaran pasca bayar berdasarkan pemakaian.

Sejak kami tinggalkan, rumah ini hanya sesekali saja kami kunjungi, kadang kalau ada kegiatan warga kami pulang. Kadang kalau hari libur kami menginap di sana. Namun karena perbedaan suhu dengan lingkungan rumah dinas, mereka jadi ga betah karena panas katanya.

Waktu kami masih tinggal di rumah tersebut, pemakaian listriknya lumayan banyak. Kami pakai mesin cuci, kulkas, magic com, lampu, dan berbagai peralatan elektronik lainnya seperti kipas angin, HP, televisi dan lain-lain. Alat itu kami pakai secara bergantian, karena jika bersama-sama akan turun saklarnya dan mati lampu.

Walaupun daya listriknya kecil, namun bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan, karena kami pakai secara bergantian. Kalau mau masak nasi kami tidak pakai dulu mesin cuci. Kalau mau mencuci penggunaan listrik yang lain dihentikan dulu.

Sampai sekarang rumah tersebut masih pakai listrik dengan daya 450 tersebut, sehingga di masa pandemic Covid-19 ini ikut menikmati listrik gratis. Sudah 2 bulan ini kalau tidak salah, orang yang kami titipi pembayaran listrik tidak menagih karena katanya sekarang listriknya gratis.

Berbeda halnya dengan listrik di rumah dinas, dayanya adalah 900. Semula kami biasa membayar sekira 160-an ribu. Namun akhir-akhir  ini hampir mencapai 200-an ribu. 

Apakah kenaikan tersebut semata-mata karena kebijakan pemerintah berkaitan dengan Covid-19? Ataukah karena pemakaian yang lebih banyak akhir-akhir ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun