Mengurangi penggunaan sampah plastik memang sudah digalakkan di mana-mana, termasuk di instansi tempat aku bekerja. Bapak Direktur mencanangkan pengurangan sampah plastik melalui gerakan " Poltekkes Kemenkes Semarang Goes To Tumbler".Â
Gerakan "Poltekkes Kemenkes Semarang Goes To Tumbler" ini sendiri diinisasi oleh Bapak Direktur H. Marsum, BE, SPd, MHP dengan mewajibkan penggunaan tumbler pada even apapun. Dalam kegiatan-kegiatan kedinasan tidak adalagi penggunaan air kemasan mineral. Air minum akan disiapkan dalam galon isi ulang dan kita mengisi menggunakan tumbler yang dibawa masing-masing. Â
Komitmen penggunaan tumbler tersebut tidak hanya dilaksanakan untuk pegawai saja, namun juga diharapkan seluruh civitas akademik dan rekan-rekan mitra lainnya bisa melaksanakan.
Awalnya aku rasa sedikit merepotkan. Biasanya kemana-mana cukup bawa uang untuk beli air minum kemasan di jalan. Sekarang tidak lagi, dari rumah sudah bawa tumbler yang diisi guna persiapan minum di jalan dan nanti tinggal diisi ulang ketika sampai di tempat tujuan, misal di rapat. Â
Seiring dengan perjalanan waktu, kebiasaan membawa tumbler air minum ternyata bisa juga menjadi kebiasaan. Sekarang kalau mau bepergian rasanya ada yang kurang kalau belum bawa tumbler. Termasuk di bulan ramadhan ini, kalau sekiranya perginya dirasa melewati waktu berbuka, akan dibawa juga tempat air minum tersebut. Begitu juga persiapan berbuka lainnya seperti kurma dan kue-kue.
Terkadang memang kebiasaan itu harus dipaksakan. Aku yang awalnya tidak terpikir mengenai "efek sampah plastik" akhirnya tergugah juga. Komitmen pengurangan sampah plastik aku tanamkan juga pada keluarga, mahasiswa dan masyarkat di sekitar.
Kala kita akan mengadakan acara tertentu, dalam edaran resmi akan disampaikan untuk peserta membawa tempat air minum sendiri. Kita tidak akan lagi menyiapkan air minum dalam kemasan plastik. Untuk tamu-tamu yang diundang yang sekiranya tidak membawa kita sediakan gelas untuk minum.
Repot???Â
Tidak ada kata repot untuk sebuah komitmen.
Ribet???