Mohon tunggu...
Puji Hastuti
Puji Hastuti Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

Dosen Poltekkes Kemenkes Semarang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Putri Kecilku

14 Februari 2017   14:51 Diperbarui: 14 Februari 2017   14:54 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia lah Putri yang sehari-hari aku panggil Uti. Umurnya sekarang sudah 6 tahun, masuk sekolah dasar kelas 1. Putri kecilku yang sekarang tidak lagi anak kecil. Sudah besar, sudah bersekolah, sudah lebih mandiri. Kemandirian yang terkadang masih kuragukan. Masih saja ada perasaan dalam hati bahwa dia masih putri kecilku yang butuh perlindungan lebih. Butuh perhatian, butuh kasih sayang, kemana-mana harus diantar, sekolah ditungguin dan bahkan makan saja aku masih ingin menyuapinya.

Dua orang kakaknya yang lebih besar sudah bersekolah di tingkat menengah atas dan pertama serta tinggal di asrama ( pondok pesantren ). Mereka  tidak tinggal di rumah sehingga nyaris si kecil yang memang usianya agak jauh dari kakak-kakaknya ditinggal sendiri di rumah. Dia lah tumpuan kasih sayang kami sekarang. Pelukan, ciuman, hampir setiap hari didaratkan. Berbeda kalau sama kakak-kakaknya karena jarak yang lumayan jauh dan ketemunya tidak setiap hari, sehingga interaksi secara fisik tidak bisa setiap saat. Komunikasi sekarang lebih banyak via Hp melalui media sosial.

Namun aku juga tidak berharap dia tumbuh jadi anak manja. Kemandirian tetap kami ajarkan sesuai dengan umurnya sekarang ini,  dengan cara memakai baju sendiri, makan menyuap sendiri, sesekali juga membantu pekerjaan rumah. Walaupun begitu  kadang-kadang dalam kondisi tertentu aku juga membantunya, misal kalau sudah agak kesiangan. 

Satu hal lagi yang aku tanamkan pada dirinya adalah tentang kewajiban menjalankan agama. Kami beragama Islam dan menginginkan hidayah Islam ini tetap melekat hingga akhir hayat. Kewajiban beragama bukan hal yang begitu saja bisa terlaksana dengan baik tanpa pembiasaan. Tentu saja kami menginginkan dia tumbuh menajdi anak yang terbiasa untuk melaksanakan kewajibannya. 

Hal penting yang kami ingin tertanam dalam hatinya adalah tentang sholat. Dari anak-anak masih kecil kami berusaha agar mereka tahu tentang kewajiban itu dan bisa melaksanakannya dengan baik. Ajakan sholat bersama, mengingatkan jika sudah waktunya dan memberikan pujian ataupun sedikit hadiah jika mereka dapat melaksanakannya dengan baik, kerap kami lakukan. Apapun itu, kami hanya ingin anak-anak menjadi anak yang taat dan bisa menjalankan kewajibannya dengan baik.

Insya Allah waktu masih panjang, perjalanan hidup yang akan mereka jalani masih terbentang.  Aku tidak tahu akan bagaimana mereka pada akhirnya. Namun hal-hal baik, sejak awal ingin kami tanamkan. Agar mereka dapat mengenal dan sebisa mungkin menjalaninya. 

Begitu pula dengan kebalikannya, hal-hal yang sekiranya dapat merusak kehidupan mereka dari kini kami kenalkan juga agar mereka dapat menghindarinya. Tidak melakukannyanya , tidak coba-coba  untuk mencobanya, agar mereka tidak terperosok dalam jalan kesesatan.

Putri kecilku, ternyata kini sudah semakin besar. Semoga engkau akan tumbuh menjadi anak yang membuat sejuk hati kami orang tuanya. Memberikan manfaat pada sesama dan tidak  menyakiti dan membuat orang lain tidak nyaman. Semoga engkau selalu mendapatkan hidayah untuk senantiasa taat dan berada di jalan yang benar. Jalan kehidupan yang diterangi cahaya ilahi.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun