Mohon tunggu...
Puji Hastuti
Puji Hastuti Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

Dosen Poltekkes Kemenkes Semarang

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Asuransi : Akankah Uang Kami Kembali?

9 April 2015   11:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:20 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harapan besar yang dibangun pada awal mengikuti program asuransi tabungan hari depan rasa-rasanya tinggal harapan. Harapan itu hampir punah sejalan dengan ketiadaan kabar apakah klaim pengembalian  asuransi kami  tidak. Sampai saat ini kami masih menunggu, terus menunggu dan akan setia menunggu hingga uangnya bisa kami terima kembali atau ada kabar yang lebih jelas tentang asuransi yang kami ikuti.

Perkenalan kami dengan asuransi tersebut berawal dari keinginan mempunyai tabungan yang tidak bisa kami ambil sewaktu-waktu karena kebutuhan. Kami ingin mempunyai sesuatu yang bisa kami jadikan sandaran di hari tua nanti.  Gayungpun bersambut, kebetulan suami mempunyai kenalan di tempat biasa fitnes seorang pegawai yang bekerja di sebuah kantor asuransi. Cerita punya cerita akhirnya kami tertarik untuk mengikuti program yang ditawarkan. Asuransi berupa tabungan hari depan dengan pembayaran premi yang akan ditarik ke rumah setiap 3 bulan sekali. Selain itu kami akan mendapat pengembalian dana setiap 3 tahun sekali.

Setoran demi setoran premi kami bayarkan. Premi yang menurut saya cukup mahal, hampir 1/5 dari gaji yang kami miliki. Namun karena kami bertekad untuk menabung maka dengan berat juga kami sisihkan selalu penghasilan yang dimiliki untuk membayar asuransi. Setiap 3 bulan sekali ada petugas yang datang ke rumah untuk mengambil setoran tersebut. Rasa-rasanya kami belum pernah menunggak bayaran karena setiap mau waktu setoran petugas yang datang selalu mengabari. Karena seringnya bertemu, seolah-olah hubungan kami seperti bersaudara. Kalau petugas tersebut datang ke rumah sering membawa serta istri dan anak-anaknya.  Termasuk ketika dia pindah ke kantor lain,  juga memberi tahu kami siapa penggantinya.

Awalnya pengembalian premi yang tersebut dalam perjanjian lancar kami terima, setiap 3 tahun kami mendapat dana tersebut. Begitu pula dengan pembayaran preminya, masih rutin kami lakukan hingga sampai suatu  waktu memasuki  tahun dimana  pengembalian berikutnya seharusnya kami terima, kami mendapat kabar bahwa perusahaan asuransi tersebut mengalami kebrangkutan.

Petugas yang biasa mengambil  iuran premi ke rumah menyarankan kepada kami untuk segera mengurus pengeklaiman asuransi. Karena dia juga sudah keluar dari perusahaan tersebut karena mengalami kebrangkutan. Berpedoman pada petunjuk yang diberikan oleh petugas tersebut, kami mengurus klaim atas asuransi kami. Kami sangat berharap uang kami bisa kembali, namun ternyata hingga detik ini kami belum mendapat kabar sedikitpun tentang pencairan asuransi itu. Bahkan kami mendengar dari kabar burung kalau uang asuransi itu bisa cair kalau aset dari perusahaan tersebut terjual.  Pertanyaan besar mengisi rongga kepala" Jadi selama ini uang asuransi tersebut kemana?"

Tabungan yang kami gadang-gadang untuk persiapan hari tua, tak jelas rimbanya. Kemana kami harus mengadupun kami tak tahu. Kemana kami harus menanyakan, kami tak ada pengalaman. Hanya satu pertanyaan yang masih ada dalam otak kami " Akankah uang kami bisa kembali? Sampai kapan harus menunggu?"

ASURANSI, OH, ASURANSI, AKANKAH UANG KAMI BISA KEMBALI?

Dengan kejadian tersebut, rasa-rasanya membuat kami enggan untuk mengikuti asuransi. Berbagai tawaran yang sering disampaikan oleh teman-teman, kenalan yang kebetulan bekerja di perusahaan asuransi, kami lewatkan begitu saja. Trauma itu masih ada. Mendengar penjelasannya saja rasanya malas. Walaupun mungkin yang lain tidak seperti asuransi yang kami ikuti, namun untuk saat ini  kami belum tertarik lagi untuk mengikuti.

Kami hanya berharap semoga teman-teman yang lain tidak mengalami hal yang sama. Harus kecewa karena asuransi yang sekiranya sudah memberikan harapan yang besar namun kenyataannya tidak seperti bayangan. Saat ini kami memang masih menunggu, menunggu dan akan terus menunggu hingga kabar baik mendatangi, atau kami harus mengikhlaskannya.

ASURANSI OH ASURANSI...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun