Jangan tergesa-gesa, maka sesungguhnya tergesa-gesa itu membawa celaka. Ungkapan tersebut sedikit bisa menggambarkan kejadian yang dialami suamiku. Pagi itu memang suamiku agak tergesa-gesa berangkat ke kantor. Bangun kesiangan menjadi sebab semua aktivitas persiapan berangkat ke madrasah jadi berantakan. Aktivitas pagi yang biasanya dimulai jam 4 pagi baru dimulai jam 5 karena baru bangun. Berangkat ke madrasah tempat mengajar biasanya jam 5.30 sehingga hari itu harus bergegas.  Alhasil persiapan yang biasanya sedikit longgar jadi terburu-buru. Mandi, Sholat Subuh, berpakaian dan sarapan harus dikerjakannya dalam waktu setengah jam mengejar jam keberangkatan yang tidak bisa mundur. Kalau jam pemberangkatannya mundur ya otomatis telat sampai di madrasah.
Walaupun harus sedikit ngebut, akhirnya bisa sampai di madrasah tepat waktu. Selanjutnya masuk ke kelas kebetulan pagi itu harus ngajar jam pertama. Pembelajaran dimulai seperti biasa, berdoa, mengulang hafalan, dan dilanjutkan dengan pemberian materi. Sambil ceramah sesekali memutar ke kelas sambil memeriksa anak-anak. Namun ada yang aneh pagi itu, tidak seperti biasanya mereka melihat ke pak gurunya sambil senyum-senyum dan sesekali berbisik dengan temannya. Ketika ditanyakan ada apa, tidak satupun yang menjawab, mereka menundukkan kepala sambil masih tersenyum simpul.
Pelajaran pagi itu selesai dan suami beranjak ke kantornya. Sampai di meja kantor melanjutkan pekerjaannya yang tertunda hingga siang hari. Â Tiba-tiba datang tamu seorang teman dari madrasah lain. Suami menyambut dengan gembira dan mempersilahkan masuk dan duduk di ruang tamu yang telah disediakan.
Pembicaraan belum lagi dimulai, namun teman tadi senyum-senyum sambil memandang ke ID card yang terpasang di saku baju bagian atas." Sepertinya Bapak ini sangat mencintai istrinya ya" ujar teman tersebut. "Kenapa memang pak, ko bisa berkesimpulan seperti itu ?" tanya suami. "Ya ga papa sih cuma masa ke kantor saja, foto istri yang dipasang" Jawab teman tersebut sambil menunjukkan jarinya ke ID Card yang terpasang. Reflek suami melihat ke ID card dan berujar " Astagfirullohal'adzim, ini ID Card punya istri saya, wah pasti tertukar nih " Jawabnya sambil tersenyum malu dan melepas ID Card tersebut. "Wah ini pasti karena saya tergesa-gesa tadi waktu mau berangkat dan asal ambil saja tanpa dilihat". "Kalau memang sayang istri pasang saja fotonya di meja kantor Pak, jangan dipasang di dada" jawab temannya sambil tersenyum. "Pantes saja tadi di kelas anak-anak cekikikan sambil bisik-bisik sama temannya. Jadi ini penyebabnya".
"Makanya jangan grusa-grusu kalau mau berangkat. Diperiksa lagi dan yang penting jangan bangun kesiangan" Ujarku ketika sore harinya sepulang dari madrasah suami cerita apa yang terjadi tadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H