Mohon tunggu...
Puji Astuti
Puji Astuti Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Saya adalah seorang Guru SD yang mengajar di SDN 3 Pakel Kecamatan Pule Kabupaten Trenggalek. Untuk menambah ilmu dan pengalaman saya mengikuti Program Guru Penggerak Angkatan 7. Saya tipe orang yang selalu penasaran dengan hal-hal baru, saya selalu berusaha untuk bertanggung jawab dan menyelesaikan tugas tepat waktu. Saya suka berkolaborasi dan berdiskusi bersama.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan ke-8

8 April 2023   20:06 Diperbarui: 9 April 2023   10:07 1933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selanjutnya di awal modul 3.1 pada materi mulai dari diri dan eksplorasi konsep mandiri, saya memahami tentang pengambilan keputusan atas sebuah kasus yang ada di sekitar kita. Saya belajar mengambil keputusan atas kasus yang disediakan di LMS. Kemudian saya bisa mencerna keputusan yang sudah saya ambil pada kasus di mulai dari diri, dengan paradigma dan prinsip pengambilan keputusan pada Eksplorasi Konsep Mandiri.

Melalui eksplorasi konsep mandiri, membaca materi di LMS dan melihat video yang disediakan saya memahami bahwa kasus yang setiap hari kita temui dapat berupa dilemma etika atau situasi bujukan moral. Dilema etika merupakan tantangan berat yang harus kita hadapi di dunia pendidikan. Paradigma yang terjadi dalam situasi dilemma etika, yaitu individu lawan kelompok (individual vs community), rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy), kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty), dan jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term). 

Dalam pengambilan keputusan ketika mengalami dilemma etika ada tiga prinsip yang perlu diperhatikan, yaitu berpikir berbasis akhir (End-based Thinking), Berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking), dan Berpikir berbasis rasa pedulu (Care-Based Thinking). Selanjutnya dalam mempelajari 9 langkah cara pengambilan keputusan, yaitu 1). Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan, 2). Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini, 3). Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi, 4). Pengujian benar atau salah, meliputi Uji Legal, Uji regulasi/Standar Profesional, Uji Intuisi, Uji publikasi, dan Uji Panutan/Idola.

5). Pengujian paradigms benar lawan benar. 6). Melakukan prinsip Resolusi, 7). Investigasi Opsi Trilema, 8). Buat Keputusan, 9). Lihat lagi keputusan dan refleksikan.

Setelah pembelajaran hari ini, saya akhirnya mampu menerapkan proses coaching sebagai coach, coachee maupun observer melalui kegiatan demonstrasi kontektual bersama rekan CGP lainnya. Saya lebih memahami kompetensi inti yang harus dimiliki oleh seorang coach, dan bagaimana seorang observer memberikan penilaian terhadap praktek yang diamati, dalam hal ini seorang observer harus menilai berdasarkan data dan fakta bukan asumsi.

Pemahaman saya lebih mantap lagi, karena mengikuti ELaborasi konsep dengan pemateri Ibu Cahya Mulyawati. Beliau menyampaikan materi dengan menunjukkan contoh nyata coaching secara langsung, sehingga saya cukup mudah memahami materi yang disampaikan, melalui elaborasi konsep, beberapa pemikiran saya yang awalnya masih rancu menjadi jelas dan bisa saya pahami. Cara penyampaian beliau, cukup menarik, dan menyenangkan, sehingga kami semua tidak menyadari jika batas waktu elaborasi sudah berakhir.

Selanjutnya terkait modul 3.1 Pengambilan keputusan, saya menyadari bahwa dalam mengambil keputusan selama ini saya lebih condong pada prinsip Rule-Based Thinking. Melalui kegiatan eksplorasi konsep ini ada lebih memahami, bahwa dalam mengambil keputusan sebaiknya dipikirkan dampak atau konsekuensi dari keputusan yang kita ambil. Dampak disini, bukan hanya dampak untuk diri kita, tapi juga orang lain, komunitas, serta orang lain yang terlibat dalam masalah. 

Jika selama ini saya berpikir setiap masalah/kasus itu harus segera diselesaikan dengan berbasis aturan, namun setelah membaca dan melihat video di LMS saya mendapat pengetahuan baru bahwa kondisi dilemma etika yang kita alami dikategorikan dalam 4 situasi. 

Selanjutnya dalam mengambil keputusan kita bisa berpedoman pada 3 prinsip. Di akhir sebelum mengambil keputusan, kita bisa berpedoman pada 9 langkah pengambilan keputusan. Namun dalam penerapannya dapat kita sesuaikan dengan kondisi yang kita hadapi. Dengan sering belajar dan berlatih mengambil keputusan, kita akan semakin terampil dalam mengambil keputusan. Yang terpenting dalam pengambilan keputusan adalah sikap yang bertanggung jawab dan mendasarkan keputusan pada nilai-nilai kebajikan universal.

Perasaan saya setelah melakukan pembelajaran hari ini adalah merasa senang, bahagia, bersyukur, semangat, termotivasi dan tertantang. Senang, bahagia dan bersyukur karena memiliki kesempatan untuk belajar dan mendapatkan pengalaman baru, sehingga merubah pola pokir saya yang lama. Termotivasi dan tertantang untuk menerapkan ilmu yang saya peroleh tentang coaching dan pengambilan keputusan yang tepat sesuai kondisi di lingkungan saya, baik sekolah, keluarga, maupun masyarakat.

Setelah melakukan pembelajaran hari ini, target saya berikutnya adalah menyelesaikan setiap tagihan LMS dengan tepat waktu. Menerapkan paradigma berpikir tentang coaching, sebagai pemimpin pembelajaran harus memiliki kompetensi inti coacing, dilanjutkan selalu menerapkan prinsip coaching dalam setiap situasi untuk memberdayakan orang lain sesuai kompetensi dan kekuatannya. Terkait pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan, saya memiliki target untuk belajar mengambil keputusan sesuai metode 9 langkah yang saya peroleh dalam LMS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun