Setelah menyusun visi secara mandiri, kami seluruh CGP pada tanggal 25 November dipertemukan dalam ruang Virtual Gmeet untuk menyusun 1 visi bersama yang disepakati, lengkap dengan satu Prakarsa Perubahan untuk mencapai visi, lengkap dengan Rancangan Rencana perubahan sesuai alur BAGJA melalui Canvas BAGJA. Tanggal 28 November kami bertemu secara virtual bersama Fasilitator dan rekan CGP lain untuk menyampaikan hasil diskusi sebelumnya. Melalui diskusi virtual ini saya semakin memahami penting visi, dan perubahan melalui pendekatan IA yang dirumuskan melalui BAGJA.
Setelah memahami lebih dalam tentang paradigm IA dalam diskusi, maka selanjutnya pada kegiatan Demosntrasi Kontekstual kami masing-masing CGP membuat rancangan tindakan perubahan berdasarkan tahapan BAGJA. Pada tanggal 1 Desember 2022, saya mengikuti Elaborasi Pemahaman Visi Guru Penggerak, melalui Diskusi Virtual bersama Instruktur Bapak Imron Rosyadi. Melalui Elaborasi Pemahaman saya semakin memahami pentingnya sebuah visi yang berpihak pada murid, yang mengarahkan siswa untuk memiliki profil pelajar Pancasila melalui penerapan merdeka belajar yang dilakukan oleh semua pihak yang terlibat.
Kegiatan terakhir yaitu Koneksi Materi, saya diberikan kesempatan untuk menuliskan kaitan peran pendidik dalam mewujudkan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan Profil Pelajar Pancasila pada murid-muridnya dengan paradigma inkuiri apresiatif (IA) di sekolah. Selanjutnya berdasarkan pengalaman, saya juga merevisi, visi sekolah yang telah saya susun sebelumnya menjadi “Terwujudnya generasi unggul, cerdas, berkarakter, tangguh, dan berwawasan digital berlandaskan Profil Pelajar Pencasila Melalui Merdeka Belajar”. Berikut hasil koneksi materi yang saya susun saya tuangkan dalam video youtube dan juga gambar mind map.
Selama menjalani pembelajaran pada modul 1.3 banyak hal-hal positif yang saya dapatkan yang membantu saya semakin mantap untuk menjadi bagian pendidikan Indonesia dan mendidik anak-anak mencapai kesuksesan. Saya menyadari pentingnya sebuah visi bersama, visi yang tujuan utamanya adalah untuk kesejahteraan dan kebahagiaan murid. Serta pentingnya kerjasama, kolaborasi saling mendukung dan saling melengkapi antar semua komponen pendidikan yang ada di sekolah. Tindakan yang saya lakukan selama modul 1.3 yaitu mengerjakan LMS dan tugas-tugasnya dengan penuh tanggung jawab, menerapkan prakarsa perubahan yang telah saya susun di kelas meskipun dalam penerapannya belum bisa maksimal. Melakukan kerjasama dan kolaborasi dengan rekan satu sekolah dan meminta masukan serta saran dari kepala sekolah.
3. Mengaitkan (Relating),
Melalui kegiatan modul 1.3 saya lebih memahami tentang visi sebagai seorang guru. Visi dirumuskan sesuai dengan harapan murid masa depan yang kita inginkan bersama dalam sebuah sekolah. Untuk mewujudkan sebuah visi perlu adanya prakarsa perubahan yang disusun mulai hal-hal sederhana sampai yang kompleks.
Untuk membantu terwujudnya prakarsa perubahan maka rencana kegiatan dapat kita susun melalui sebuah Pendekatan yang menyatukan kekuatan positif anggotanya, yaitu IA yang bisa kita rumuskan dalam BAGJA. Hal ini akan memudahkan kita dalam melakukan tindakan perubahan, mulai perencanaan, harapan, serta pihak yang berperan dalam melakukan perubahan. Dalam pelaksanaan sebuah perubahan membutuhkan kontrol dan pengawasan keberhasilan yang kita rencanakan, maka pendekatan melalui model BAGJA saat relevan digunakan untuk membantu kita menyusun sebuah rencana.
4. Menganalisis (Reasoning),
Penentuan prakarsa perubahan merupakan hal paling penting yang harus kita lakukan untuk mewujudkan sebuah visi. Hal ini karena untuk mencapai suatu visi yang besar membutuhkan waktu dan juga membutuhkan rencana-rencana nyata yang bisa dipertanggungjawabkan dan diukur keberhasilannya.
Melalui pendekatan inkuiri apresiatif yaitu dengan memanfaatkan segala kekuatan positif yang ada di sekolah untuk membantu siswa mendapatkan pembelajaran yang berpusat pada anak hingga harapannya siswa akan memiliki profil belajar Pancasila dan mendapatkan keselamatan serta kebahagiaan sebagai manusia dan anggota masyarakat. Selain itu visi sekolah bersama bisa terwujud, karena melibatkan peran semua warga sekolah, sesuai dengan kekuatan yang dimiliki masing-masing pemangku kepentingan.