kita berada di tempat yang sama
bumi yang kupijak masih sama seperti bumi dari awal penciptaan
langit yang kupandang juga masih sama seperti permulaan
tapi, kenapa tidak pernah saling sapa?
seakan ada dinding pembatas dari bumi sampai ke langit
dan ada yang retak tapi tak nampak
untuk kesekian kalinya hampir pecah
kenapa semua terasa begitu sulit?
sudah dipertengahan jembatan
bingung harus kembali, lanjut atau lompat
ingin menangis, malu pada sang purnama
hanya bisa memilih sembunyi bersama sepi
terlalu takut untuk melihat dunia
penyebranganku hampir sampai
tapi aku berhenti sejenak
menengok ke belakang
masih adakah seseorang yang menyesal karena kepergianku
aku masih diam belum beranjak
menunggu beberapa saat lagi
berharap dia datang dan menyuruhku kembali
berapa purnama sudah kulalui
dia tak kunjung datang
aku melihat ke depan
ada seseorang yang setia menanti kehadiranku
kaki ini perlahan melangkah
memantapkan hati untuk tidak mundur
selamat tinggal masa lalu.
~df
Rabu/30/09/2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H