Mohon tunggu...
Dini Pujiarti
Dini Pujiarti Mohon Tunggu... Penulis - Orang biasa, Indonesia

I Love nature, art, sastra, lingkungan, biologi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pergi

30 September 2020   20:34 Diperbarui: 30 September 2020   20:44 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

kita berada di tempat yang sama
bumi yang kupijak masih sama seperti bumi dari awal penciptaan
langit yang kupandang juga masih sama seperti permulaan


tapi, kenapa tidak pernah saling sapa?
seakan ada dinding pembatas dari bumi sampai ke langit


dan ada yang retak tapi tak nampak
untuk kesekian kalinya hampir pecah
kenapa semua terasa begitu sulit?


sudah dipertengahan jembatan
bingung harus kembali, lanjut atau lompat
ingin menangis, malu pada sang purnama
hanya bisa memilih sembunyi bersama sepi
terlalu takut untuk melihat dunia


penyebranganku hampir sampai
tapi aku berhenti sejenak
menengok ke belakang
masih adakah seseorang yang menyesal karena kepergianku


aku masih diam belum beranjak
menunggu beberapa saat lagi
berharap dia datang dan menyuruhku kembali


berapa purnama sudah kulalui
dia tak kunjung datang
aku melihat ke depan
ada seseorang yang setia menanti kehadiranku
kaki ini perlahan melangkah
memantapkan hati untuk tidak mundur
selamat tinggal masa lalu.

~df
Rabu/30/09/2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun