Mpox (sebelumnya dikenal dengan monkeypox) disebabkan oleh virus monkeypox. Penyakit ini awalnya merupakan zoonosis, artinya dapat ditularkan dari hewan ke manusia dan ini juga dapat menular manusia ke manusia. Pada 28 November 2022, WHO mengumumkan perubahan nama penyakit Monkeypox menjadi mpox. Penularan mpox terutama melalui kontak dekat dengan individu yang terinfeksi, seperti anggota rumah tangga. Kontak dekat melibatkan kontak kulit ke kulit, seperti menyentuh atau berhubungan seks, serta kontak mulut ke mulut atau mulut ke kulit. Bertatap muka dengan seseorang yang menderita mpox, seperti berbicara atau bernapas berdekatan, juga dapat menyebabkan penularan melalui partikel pernapasan yang menular. Orang yang memiliki banyak pasangan seksual memiliki risiko tertular mpox yang lebih tinggi.
 Orang juga bisa tertular Mpox melalui benda-benda yang terkontaminasi, cedera jarum suntik dalam perawatan kesehatan, atau di lingkungan masyarakat seperti tempat tato. Selama masa kehamilan atau kelahiran, virus dapat menular ke bayi. Penularan penyakit mpox selama kehamilan dapat menimbulkan risiko bagi janin atau bayi baru lahir, seperti keguguran, lahir mati, atau komplikasi. Penularan mpox dari hewan ke manusia dapat terjadi melalui gigitan, cakaran, atau aktivitas seperti berburu, menguliti, atau memasak hewan.
Gejala Mpox dapat menyebabkan berbagai tanda, termasuk pembengkakan kelenjar getah bening di berbagai lokasi tubuh seperti leher, ketiak, dan selangkangan. Pembengkakan merupakan salah satu indikator penting untuk mendiagnosis infeksi dan memberikan informasi mengenai tahap dan tingkat keparahan penyakit tersebut. Gejala awal Mpox biasanya muncul dalam waktu 5 hingga 21 hari setelah terpapar virus, termasuk demam, nyeri otot, sakit kepala, kelelahan, sakit punggung, pembengkakan kelenjar getah bening, dan ruam kulit yang berkembang secara bertahap. Ruam atau lesi pada kulit muncul dalam satu hingga tiga hari setelah demam, dan berubah menjadi bintik merah seperti cacar, lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, sebelum akhirnya mengeras, keropeng, dan rontok. Jumlah lesi yang muncul pada tubuh setiap penderita bervariasi, mulai dari beberapa hingga ribuan di area mulut, alat kelamin, dan mata.
Tujuan pengobatan mpox adalah untuk mengatasi ruam, mengelola rasa sakit, dan mencegah komplikasi. Perawatan awal dan dukungan penting untuk membantu mengelola gejala dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Menerima vaksin campak dapat mencegah infeksi (profilaksis primer). Vaksin ini dianjurkan untuk individu berisiko tinggi terpapar penyakit campak, terutama selama wabah. Vaksin ini juga dapat diberikan sebagai langkah pencegahan setelah terpapar dengan orang yang terinfeksi campak (prophylaxis pasca paparan). Dalam kasus ini, vaksin harus diberikan kurang dari 4 hari setelah kontak dengan seseorang yang menderita mpox. Vaksin dapat diberikan hingga 14 hari setelah orang tersebut tidak menunjukkan gejala.
Kesimpulan yang dapat di ambil adalah kita harus leih memperhatikan lagi apa yang kita gunakan untuk makan lalu siapa yang kita temui dan tidak sembarangan memegang hewan di jalan karena kita tidak tahu hewan mana yang sudah terinfeksi begitupun manusia, kita tidak tahu mana yang sudah terinfeksi penyakit Mpox dan mana yang belum. Jika sudah merasakan gejala gejala yang menandakan sudah terkena virus maka segeralah menghubungi Klinik kesehatan terdekat agar mendpatkan pertolongan pertama dan tidak menyebar ke anggota keluarga atau orang lain.
KATA KUNCI Â Â Â Â : Gejala, Pengobatan, Pencegahan
Mpox (sebelumnya dikenal dengan monkeypox) disebabkan oleh virus monkeypox. Penyakit ini awalnya merupakan zoonosis, artinya dapat ditularkan dari hewan ke manusia dan ini juga dapat menular manusia ke manusia. Pada 28 November 2022, WHO mengumumkan perubahan nama penyakit Monkeypox menjadi mpox. Penularan mpox terutama melalui kontak dekat dengan individu yang terinfeksi, seperti anggota rumah tangga. Kontak dekat melibatkan kontak kulit ke kulit, seperti menyentuh atau berhubungan seks, serta kontak mulut ke mulut atau mulut ke kulit. Bertatap muka dengan seseorang yang menderita mpox, seperti berbicara atau bernapas berdekatan, juga dapat menyebabkan penularan melalui partikel pernapasan yang menular. Orang yang memiliki banyak pasangan seksual memiliki risiko tertular mpox yang lebih tinggi.
 Orang juga bisa tertular Mpox melalui benda-benda yang terkontaminasi, cedera jarum suntik dalam perawatan kesehatan, atau di lingkungan masyarakat seperti tempat tato. Selama masa kehamilan atau kelahiran, virus dapat menular ke bayi. Penularan penyakit mpox selama kehamilan dapat menimbulkan risiko bagi janin atau bayi baru lahir, seperti keguguran, lahir mati, atau komplikasi. Penularan mpox dari hewan ke manusia dapat terjadi melalui gigitan, cakaran, atau aktivitas seperti berburu, menguliti, atau memasak hewan.
Gejala Mpox dapat menyebabkan berbagai tanda, termasuk pembengkakan kelenjar getah bening di berbagai lokasi tubuh seperti leher, ketiak, dan selangkangan. Pembengkakan merupakan salah satu indikator penting untuk mendiagnosis infeksi dan memberikan informasi mengenai tahap dan tingkat keparahan penyakit tersebut. Gejala awal Mpox biasanya muncul dalam waktu 5 hingga 21 hari setelah terpapar virus, termasuk demam, nyeri otot, sakit kepala, kelelahan, sakit punggung, pembengkakan kelenjar getah bening, dan ruam kulit yang berkembang secara bertahap. Ruam atau lesi pada kulit muncul dalam satu hingga tiga hari setelah demam, dan berubah menjadi bintik merah seperti cacar, lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, sebelum akhirnya mengeras, keropeng, dan rontok. Jumlah lesi yang muncul pada tubuh setiap penderita bervariasi, mulai dari beberapa hingga ribuan di area mulut, alat kelamin, dan mata.
Tujuan pengobatan mpox adalah untuk mengatasi ruam, mengelola rasa sakit, dan mencegah komplikasi. Perawatan awal dan dukungan penting untuk membantu mengelola gejala dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Menerima vaksin campak dapat mencegah infeksi (profilaksis primer). Vaksin ini dianjurkan untuk individu berisiko tinggi terpapar penyakit campak, terutama selama wabah. Vaksin ini juga dapat diberikan sebagai langkah pencegahan setelah terpapar dengan orang yang terinfeksi campak (prophylaxis pasca paparan). Dalam kasus ini, vaksin harus diberikan kurang dari 4 hari setelah kontak dengan seseorang yang menderita mpox. Vaksin dapat diberikan hingga 14 hari setelah orang tersebut tidak menunjukkan gejala.
Kesimpulan yang dapat di ambil adalah kita harus leih memperhatikan lagi apa yang kita gunakan untuk makan lalu siapa yang kita temui dan tidak sembarangan memegang hewan di jalan karena kita tidak tahu hewan mana yang sudah terinfeksi begitupun manusia, kita tidak tahu mana yang sudah terinfeksi penyakit Mpox dan mana yang belum. Jika sudah merasakan gejala gejala yang menandakan sudah terkena virus maka segeralah menghubungi Klinik kesehatan terdekat agar mendpatkan pertolongan pertama dan tidak menyebar ke anggota keluarga atau orang lain.