Langit mengamuk,
bumi meronta.
Murka untuk bocah renta
yang meneriakkan gurindam kesunyian.
Harga dirinya ditelanjangi,
hak dan haq-nya lunglai
diperkosa atas nama sebuah kehausan
cucu cicit dewa, pongah dan bebal
sudah putus urat malunya.
Sibuk bernyanyi dan menari
hingga telinga mereka menjadi tuli.
Aduhai, jika para pemangku tanggung jawab
sudah buta dengan mata terbuka
kemana lagi kami akan bercerita?
tentang murahnya harga nyawa
seorang anak manusia.
13 Desember 2011
Dalam perjalanan kembali ke bumi Jogja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H