Kini mereka berdua sudah di lapangan parkir café,sementara sang gadis masih menuntun pemuda itu kearah tempat mereka memarkirkan motor yang sudah berpindah tempat,namun seketika pemuda itu menarik tangan sang gadis menuju pintu gerbang café,..”Dik kita kesana dulu yuk’’.Pemuda itu mengajak sang gadis untuk mengikuti langkah kakinya,”Kemana lagi kak..?”..”Sst..dah ikut aja…yuuk..”..pemuda itu tersenyum menatap kekasihnya lalu sekejap mengarahkan kepalanya pada seoarang janda tua dan 3 orang anaknya yang menahan dinginnya malam kota Bandung di trotoar gerbang café.
“Ibu… ini untuk ibu dan anak-anak…mungkin ibu sudah mencicipi medapati uang,tapi ini makanan di dalam café sangat lezat sekali rasanya,mungkin juga ibu belum pernah mencicipinya,ini bu…silahkan di buka dan di cicipi..”.
Janda tua dan ketiga anaknya terperangah melihat dan mendengar kata-kata pemuda itu,mereka menopang dagunya keatas membenarkan jika selama ini mereka duduk disana hanya mendapati uang dari pemberian pengunjung café yang lalu lalang keluar masuk gedung berkaca bening tembus pandang dengan susunan meja dan kursi yang rapi.Sementara sang gadis menatap sang pemuda dengan mata berkaca-kaca,ia tidak menyangka jika ketika menikmati kue lezat di dalam café tadi sang kekasihnya itu juga memikirkan perut-perut kosong yang duduk beralaskan karung putih yang saat ini ada di hadapannya.
Gadis itu mendekat dan memeluk kekasihnya ,ia bersyukur kepada tuhan yang telah memberikan jawaban atas pertanyaanya,ia bersyukur dan sangat-sangat menyukuri jika ia telah di bukakan mata hati tentang sebuah ke muliaan.
Dan terakhir ia memeluk erat sang pemuda dengan segenap jiwa,menyesali atas apa yang telah ia perbuat,kemudian berbisik syahdu ; “Ya tuhan,jangan pisahkan aku dari orang ini”..
Oleh; Primanata.D
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H