Sajak;
''KARET DI TELEVISI"
Karet di televisi
berulang-ulang kali muncul tak jemu-jemu
lembut,halus,
tipis,penuh aroma buah godaan yang menebar melalui celah layar kaca
yang membuat para penonton tertarik untuk mencoba
Karet ditelevisi
disana-sini setiap gelombang frekwensi muncul karet
apalagi jika malam begini
sang karet pun tak segan-segan merayu menggoda
Dan kulihat pria dan wanita
berboncengan melintasi polisi tidur yang tak habis-habisnya
lalu kucium aroma strawberi,pisang,durian dengan harga murah
tapi karet tetap saja karet
bisa bocor dan pecah tanpa di duga
Uang masuk dari iklan
perusahaan pembuat karetpun kaya raya
ketika dua sejoli yang belum resmi mencoba
tetap saja kembung busung perawan
Tapi karet tetap saja muncul tak perduli
...........................................................................
Remaja putra putri hingga pria dan wanita dewasa
kini sedikit tenang dalam perjalanan menuju sorga dunia
yang menikah wajar
tapi yang belum semakin kurang ajar
Bertebaran di kamar mandi hotel
berserakan di bawah ranjang
hingga diselipkan di kusen-kusen jendela
karet di mana-mana
aku muak melihatnya
Kini siapa yang tidak tau
bahkan anak SD pun lebih hafal jenisnya dari pada rumus matematika
yang laki-laki di ajarkan memakai karet melampiaskan birahi
yang perempuan hamil di usia dini
lalu jabang-jabang bayi mati di aborsi
MATI
Lumrah,biasa,perkembangan zaman dalihnya
jika tanpa karet maka jumlah penduduk indonesia seperti RRC
tapi tetap saja..
meminimalkan jumlah penduduk berhasil di atas perzinahan yang tak henti
menambah jumlah wanita yang menggunakan bikini
dan laris manis baju YOU CAN SEE
dan para lelaki yang geli akan geliti genit sang pacar
Mari kita luruskan
pada pribadi masing-masing