Suara orang-orang berisik.Â
Terdengar jelas,
Dalam mimpiku yang terusik.
Aku pun sama,
seperti mereka.
Indahnya hamparan ladang ilalang,
Barisan sapi-sapi yang menanti senja.
Semua rindu kampung halaman,
Merayakan lebaran bersuka cita.
Rindu yang menggunung.
Tak kuat lagi kutampung.
Semakin dalam,
Semakin sesak saja di dada.
Bukan hanya aroma khas tanahÂ
yang mengering,
Bukan pula nyanyian burung perkutut,
yang hinggap di atas genting.
Aku juga sama,Â
punya banyak cerita di sana.
Lebaran nanti,
Ladang ilalang,
Sapi-sapi di ufuk senja,
Dan aroma khas tanah yang mengering,
Akan tetap sama.
Sementara aku,
Kau,
Mereka,
Masih sendiri di sini, dengan jiwa yang merana.
Dan perkutut di atas genting,
Suaranya tak mungkin kita dengar lagi.
Setidaknya,
Untuk lebaran tahun ini...
Semarang, 6 April 2021.
Dari anak rantau yang terdampak pandemi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H