Jagat dunia Per-KAMI-an terguncang. Tak ada angin, tak ada api, tiba-tiba presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Gatot Nurmantyo memuji Undang-Undang Cipta kerja. Padahal, undang-undang ini ditolak keras oleh KAMI. Bahkan, akibat undang-undang ini, delapan petinggi KAMI ditangkap polisi.
Alih-alih melakukan konsolidasi menguatkan tekad dan berusaha menyelamatkan loyalisnya, Gatot justru berbalik arah. Dari yang awalnya membenci Undang-Undang Cipta kerja, kini jadi mendukung dan mengamininya. Sejak RUU Cipta kerja disahkan, Gatot beberapa kali mengeluarkan pernyataan keras terkait hal ini.
Apakah Gatot ciut nyali? Atau dia sudah mendapat ilham dan kembali ke jalan yang benar?
Sebagai prajurit TNI dan mantan Panglima, kata ciut nyali mungkin tidak ada dalam diri Gatot. Sejak muda, ia sudah ditempa dengan beragam pendidikan keprajuritan dan pastinya rasa takut sudah tak ada dalam jiwanya.
Nah, dugaan kedua mungkin ada benarnya. Setelah mempelajari dengan seksama Undang-Undang Cipta kerja, Gatot bak mendapat ilham. Ia menjadi sadar bahwa jalan yang ditempuhnya selama bersama KAMI adalah jalan yang salah. Akhirnya, ia memutuskan untuk kembali ke jalan yang benar.
Lalu bagaimana sikap kolega Gatot di KAMI?
Jelas saja, pernyataan Gatot ini langsung mengundang kegaduhan di tubuh organisasi itu. Rizal Ramli misalnya, ia langsung kebakaran jenggot. Meski tak punya jenggot, tapi istilah itu tepat disematkan pada ekonom senior yang juga beberapa kali menduduki jabatan menteri itu. Rizal terkejut dengan pernyataan Gatot dan tak menyangka ia bersikap seperti itu. Bahkan, Rizal mengatakan Gatot sudah seperti seorang juru bicara.
"Lha kok sudah jadi jubir?" sindir Rizal Ramli melalui akun twitternya.
Rizal sepertinya kecewa, sebagai seorang petinggi sekaligus penggagas KAMI, pernyataan Gatot tidaklah relevan. Apalagi saat ini, ada beberapa tokoh KAMI yang ditangkap pihak kepolisian karena disinyalir menjadi biang pemicu kerusuhan demo UU Ciptakerja. Bukannya fokus membebaskan para tokohnya itu, Gatot justru bersikap tidak waras.
"Piye toh? Bukannya keluarin Syahganda, loyalis situ?" ucap Rizal.