Mantan Menko Kemaritiman dan Sumber Daya, Rizal Ramli melayangkan kritik keras kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, baru-baru ini. Ia mengatakan dan ditulis oleh banyak media, bahwa Ganjar lebih sibuk main Tik Tok daripada mengoptimalkan potensi Jawa Tengah yang sangat besar. Ganjar disebutnya sangat populer, tapi payah dalam memimpin Jawa Tengah.
Tudingan Rizal Ramli bahwa Ganjar terlalu sibuk bermain Tik Tok daripada kerja, sepertinya tidak beralasan. Sebab sampai saat ini, Ganjar tidak memiliki satu akun Tik Tok pun yang ia gunakan. Lalu, dari mana Rizal Ramli menemukan kata 'terlalu sibuk' itu?
Memang beberapa kali, Ganjar diundang ke sejumlah acara di media nasional ataupun acara-acara perusahaan besar lain. Dalam beberapa kesempatan, pria berambut putih itu memang diajak joget ala Tik Tok oleh tuan rumah. Sebagai tamu yang baik, tak sepatutnya menolak permintaan itu. Apalagi, itu hanya sekedar menghibur masyarakat. Tak lebih dari itu.
Itupun hanya dilakukan Ganjar beberapa kali saja, bahkan bisa dihitung dengan jari. Lagipula tokoh lain juga melakukannya. Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Agus Harimurti Yudhoyono, dan Sandiaga Uno, misalnya. Mereka pernah tampil tampil di hadapan publik dengan berjoget tiktok. Anies dan RK bahkan berjoget tiktok bareng Ganjar di Mata Najwa.
Sehingga, tuduhan Rizal Ramli bahwa Ganjar sibuk main Tik Tok jelas mengada-ada, kalau tidak mau disebut tuduhan mengarah ke fitnah belaka.
Entah apa yang membuat Rizal Ramli begitu frontal menyerang sosok Ganjar Pranowo? Apa ini benar-benar inisiatif pribadi, atau ada pesanan dari pihak lain? Mengingat Rizal Ramli dan Ganjar Pranowo sesungguhnya teman lama. Keduanya tak pernah memiliki masalah secara personal, bahkan ketika bertemu juga baik-baik saja.
Naif jika masyarakat tidak memandang ini sebagai sebuah serangan yang menjatuhkan. Apalagi, sosok Ganjar kini sedang naik daun, dengan popularitas dan elektabilitasnya yang terus meroket. Apakah ini bagian dari taktik untuk menjegal langkah Ganjar yang digadang memiliki potensi besar untuk maju dalam gelaran Pilpres 2024? Entahlah...
Pertanyaan-pertanyaan itu sulit diterka jawabannya. Sebab, hanya Tuhan dan Rizal Ramli yang tahu. Tapi, sebagai seorang ekonom profesional, serangan Rizal Ramli kepada Ganjar seperti dipaksakan dan terkesan menjatuhkan. Seharusnya, Rizal Ramli membandingkan dengan daerah-daerah lain yang juga jeblok pertumbuhan ekonominya. Tidak hanya menyerang Jawa Tengah!.
Bahkan dibanding daerah lain, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah setelah hantaman badai Covid-19 masih cukup lumayan. Meskipun minus 5,94 persen, tapi angka itu tak terlalu besar dan masih cukup aman jika dibanding provinsi lainnya. DKI Jakarta misalnya, pada kuartal kedua 2020, pertumbuhan ekonomi daerah itu anjlok lebih dalam di angka minus 8,22 persen. Begitu juga dengan Jawa Barat yang pada kuartal yang sama minus 5,98 persen.
Pertanyaannya, kenapa Rizal Ramli tidak mengkritik Anies Baswedan atau Ridwan Kamil juga? Sebagai ekonom tersohor yang sudah malang melintang di dunia perekonomian, tak pantas kalau beliau hanya menyalahkan Ganjar seorang.
Apalagi, dibandingkan DKI Jakarta atau Jawa Barat, Â potensi ekonomi Jawa Tengah belumlah seberapa. Selain letak geografis dan sarana pendukung ekonomi yang lebih lengkap, dua daerah itu tentu bisa lebih baik dalam mempertahankan ekonomi daerahnya.Â
Seharusnya, meskipun badai pagebluk Covid-19 melanda, Jakarta dan Jabar lebih siap menghadapinya. Apalagi, APBD nya juga jauh lebih tinggi dari Jateng, bukan?.
Dari segi popularitas, Anies dan Emil juga tak kalah populer dari Ganjar. Entah disepakati atau tidak, keduanya juga sedang gencar-gencarnya membangun citra politik masing-masing. Main Tik Tok? Keduanya juga pernah kok!.
Soal kritikan bahwa Ganjar tidak agresif untuk menggaet sejumlah investor asing yang ingin merelokasi pabriknya ke Indonesia, sepertinya Rizal Ramli tidak mengikuti perkembangan berita di Jawa Tengah saat ini.
Kabar terbaru, sudah ada 17 investor asing asal Amerika Serikat, Korea Selatan, Taiwan dan Jepang siap ground breaking di kawasan industri terpadu Batang. Rencananya, mereka akan mulai pekerjaan pada januari 2021.
Belum lagi, kabar perusahaan asal Amerika, PT CDS Asia (Alfan Lighting) segera merelokasi pabriknya dari China ke jawa tengah. Hal itu disampaikan langsung oleh President and CEO Alpan Lighting, Danny Sooferian kepada Ganjar, baru-baru ini. Belum lagi, Dubes India yang juga sedang mencari lokasi strategis di Jateng untuk sejumlah perusahaan besar di India untuk investasi ke Jateng.
Sebenarnya, sudah ada 59 perusahaan asal China yang siap masuk ke Jawa Tengah tahun ini. Tapi karena covid-19 melanda, rencana itu ditunda untuk sementara. Apakah Ganjar hanya diam saja, tentu tidak. Dengan kondisi pandemi yang sudah mulai membaik, ia terus gencar merayu lagi perusahaan-perusahaan besar itu masuk ke Jawa Tengah.
Jadi, sebenarnya Jawa Tengah sedang cantik-cantiknya. Pertumbuhan ekonomi terus melonjak bahkan ditargetkan bisa mencapai 7 persen. Langkah menuju itu sudah dilakukan, tapi apalah daya, wabah menyerang sebelum semua itu terwujud.
Apakah itu salah Ganjar? Tentu saja tidak. Karena tak hanya Jawa Tengah, seluruh daerah bahkan dunia juga mengalami kontraksi, beberapa bahkan sudah resesi. Tapi, Rizal Ramli sepertinya tak mau mengakui itu. Sehingga, kritikan pedas bahkan terkesan seperti serangan frontal yang dilakukan.
Nah, dengan beberapa variabel tersebut, sulit memahami kalau tindakan Rizal Ramli menyerang Ganjar didasarkan pada profesionalitas. Namun tentu saja Rizal tak akan mengaku bahwa serangannya pada Ganjar adalah pesanan pihak tertentu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H