Mohon tunggu...
Puja Dwi Yulianti
Puja Dwi Yulianti Mohon Tunggu... Freelancer - let it flow

Pada akhirnya, semua orang akan sendiri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Diskusi Kesetaraan Gender: Ketidakadilan Gender dan Beban Ganda Perempuan oleh Mahasiswa KKN RDR Ke-77 UIN Walisongo Semarang

20 November 2021   10:01 Diperbarui: 20 November 2021   10:11 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perempuan sering disalah artikan sebagai mahluk lemah. Paham patriarkis yang mempercayai bahwa perempuan adalah kaum yang lemah dan derajatnya dibawah kaum laki -- laki, paham patriarkis sejatinya masih melekat erat dalam budaya bangsa Indonesia. Derajat antara perempuan dan laki- laki sering dianggap tak sepadan, laki- laki selalu lebih tinggi daripada perempuan. Kesetaraan gender membawa kita menuju dunia yang lebih luas, membuka mata bahwa perempuan dan laki- laki sejatinya memiliki peran dan kewajiban yang berbeda namun tidak ada yang lebih tinggi atau rendah.

Sebagai Agent of Change Mahasiswa KKN RDR ke 77 UIN Walisongo Semarang kelompok 62 menggelar diskusi kesetaraan gender yang berjudul Ketidakadilan Gender & Beban Ganda Perempuan, diskusi dilaksanakan secara daring melalui Google Meet dengan narasumber Anthin Latifah, M. Ag Dosen Fakultas Sayriah dan Hukum UIN Walisongo Semarang. Anthin mengungkapkan "tidak ada perbedaan dan tidak ada kesamaan kedudukan dalam kehidupan dunia ini. Tidak ada perbedaan kedudukan ketika kita berada pada posisi sebagai hamba- Nya dan tidak ada kesamaan kedudukan ketika berkaitan dengan ketaatan kita sebagai hamba terhadap aturan- aturan yang telah ditetapkan- Nya. Ini berlaku untuk kita semua baik perempuan atau laki- laki" ungkapnya.

Kesetaraan gender yang masih menjadi perkara awam di Indonesia, melatar belakangi diadakanya acara webinar kesetaraan gender, diharapakan melalui diskusi kesetaraan gender masyarakat teredukasi mengenai keberadaan perempuan yang tidak hanya dipandang sebagai kaum lemah yang hanya bekerja di rumah dan di dapur. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun