"How you think anything, is how you think everything"
-Puja Nor Fajariyah
Dulu saat aku masih kuliah, beberapa orang terdekatku selalu berkata bahwa keadaan setelah lulus akan menjadi semakin berat. Bahkan, beberapa dari mereka yang mengatakan begitu aku ketahui memang berada di kondisi yang tidak baik-baik saja.Â
Mengetahui hal itu, ya tentu saja aku akhirnya terbawa suasana. Jarak antara aku yudisium atau dinyatakan lulus secara resmi dari kampus terbilang cukup lama hingga aku bisa melaksanakan prosesi wisuda, sekitar 6 bulan.Â
Aku ingat sekali, di masa enam bulan ini aku tak sepenuhnya baik-baik saja. Setiap hari, pikiran-pikiran negatif tentang bagaimana hidupku akan berjalan kedepannya mulai menghantui.Â
Seperti halnya, "Nanti pas udah lulus, apa aku kerja di Malang aja kali ya? Apa lanjut S2 aja ya? Duh nanti dapet kerjaan apa ya? Kalau aku gak dapet kerja apa aku nganggur dulu aja?" dan pikiran negatif lainnya.Â
Akibatnya, aku ingat sekali di beberapa bulan pertama sebelum akhirnya sadar kalau hal tersebut salah, hidupku seolah sama sekali tak ada kemajuan.
Satu hal yang pertama aku sadari saat itu adalah aku memiliki kebiasaan untuk memikirkan dan berbicara hal-hal negatif dengan diriku sendiri.Â
Sebenarnya aku bukan tipe orang yang pendiam, namun karena memang saat itu aku sudah tidak ke kampus lagi dan begitu jarang bertemu dengan teman, akhirnya ya hanya berdiam di kos dan menghabiskan waktu seharian dengan hal-hal yang kurang berguna karena tidak memiliki lawan bicara.Â
Akhirnya, aku tidak sengaja membaca salah satu buku di platform buku online yang aku berlangganan yang berjudul "Limitless" karya Jim Kwik.Â