Mohon tunggu...
Puja Nor Fajariyah
Puja Nor Fajariyah Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Kia Ora! Find me on ig @puja.nf

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Anak Berbicara dengan Mengulang-ulang Kata atau Kalimat? Jangan Abai, Bisa Jadi karena Echolalia

1 Juni 2021   07:47 Diperbarui: 2 Juni 2021   19:21 6850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi echolalia (Sumber: Thinkstockphotos)

Biasanya, apabila kemampuan berbahasa anak ini sudah sampai pada tahap yang lebih kompleks, maka gangguan berbicara yang satu ini akan menghilang dengan sendirinya. 

Apabila kamu merupakan orang tua yang memiliki anak dengan gangguan yang satu ini, maka di sini aku hendak membagikan beberapa tips yang barangkali dapat memberikan manfaat kepadamu dalam hal mengatasi atau meringankan gejala yang ada pada anak yang mengalami gangguan echolalia, adapun tipsnya di antaranya:

Pertama, dengan teknik manding (requesting) dan tacting (labeling)
Dengan manding konsep bahwa saya ingin sesuatu saya dapat sesuatu menggambarkan hubungan interaksi komunikasi yang tidak sama dengan echolalia. Demikian juga tacting yang menjawab apa ini apa itu? Ada hubungan timbal balik antara pertanyaan dan jawaban.

Kedua, menggunakan metode ABA dalam hal mengajarkan anak-anak terkait sosial
Hal ini dilakukan ketika anak sudah berada dalam fase sesuai perkembangan anak dalam VB-MAPP (alat asesmen secara verbal behavior) setelah anak mahir manding dan labeling . 

Ketiga, untuk kata-kata yang saat ini digunakan anak dan anak echolalia, berikan jawaban seharusnya setelah pertanyaan
Kemudian sekali lagi tanyakan sehingga anak mengerti jawaban apa yang seharusnya dia ucapkan. 

Itu dia tadi beberapa tips yang dapat aku bagikan mengenai how to deal with echolalia. Intinya, echolalia ini sudah pasti terjadi pada tiap fase anak yang tengah belajar berbicara. Yang membedakannya adalah gangguan ini akan berhenti di masa normalnya atau ia berlanjut dalam jangka waktu yang tidak normal?

Jadi memang peran orang tua yang peka akan kondisi anak yang satu ini dibutuhkan agar ia dapat disembuhkan atau diatasi dengan cara yang tepat dan yang paling penting adalah jangan panik. Apabila memang orang tua tidak tahu harus berbuat seperti apa maka jangan sungkan untuk datang ke profesional agar gangguan yang satu ini dapat diobati atau ditangani dengan profesional pula. 

Terima kasih sudah membaca dan semoga tulisan ini bermanfaat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun