Pertama, memiliki perasaan yang banyak tentang berbagai hal namun menyembunyikan emosi tersebut dari orang lain.Â
Pada kasusnya, orang yang memiliki kepribadian ini memiliki keterampilan yang bagus dalam hal mengendalikan emosi.
Kedua, merasa atau terlihat tidak nyaman dalam situasi yang melibatkan kelompok.
Bisa dibayangkan kan, ketika berkumpul banyak orang dalam satu waktu maka yang tidak dapat dihindari adalah keadaan seperti suara keras dan banyak orang yang berbicara.Â
Nah, keadaan seperti ini yang biasanya membuat orang dengan sensitivitas tinggi menjadi terganggu. Tetapi, bukan berarti orang dengan kepribadian ini tidak menyukai orang lain atau enggan untuk shilaturrahim loh ya.
Ketiga, akan mencari jaminan ketika memulai sebuah hubungan baru.Â
Hal ini dilakukan sebab orang dengan kepribadian ini begitu hipersensitif terhadap tanda-tanda penolakan yang dirasakan.
Kalau ditanya mengenai penyebab mengapa seseorang bisa memiliki kepribadian yang begitu sensitif ini, berdasarkan dugaan yang ada, kepribadian ini berasal dari genetik dan beberapa varian gen tertentu juga dikaitkan dengan sifat-sifat pada kepribadian ini.Â
Tetapi, lingkungan anak usia dini mungkin juga memiliki peran yang begitu penting terhadap pembentukan kepribadian ini. berdasarkan bukti yang ada, ditunjukkan bahwa pengalaman awal manusia memiliki efek epigenetik terhadap gen yang memiliki hubungan dengan sensitivitas.
Tentu saja, menjadi seseorang yang begitu sensitif mungkin memiliki begitu banyak tantangan. Orang yang memiliki kepribadian ini akan berjuang untuk dapat beradaptasi dengan keadaan baru.Â
Mungkin saja ia menunjukkan respons emosional yang tampaknya tak sesuai dalam situasi sosial dan bisa saja juga menjadi orang yang mudah merasa tak nyaman dalam menanggapi stimulasi tertentu. Meski begitu, orang dengan kepribadian ini dapat mengatur lingkungan tempat mereka berkembang.