"Lies don't end relationships the truth does" (Shannon L. Alder)
Aku memiliki tebak-tebakan untukmu. Coba tebak, tokoh kartun apa yang hidupnya dikurung selama delapan belas tahun di atas menara dan memiliki rambut yang sangat panjang?Â
Yups betul, ini adalah salah satu karakter perempuan dalam Disney, yaitu Rapunzel.
Selain parasnya yang cantik, apa hal yang paling berkesan ketika kamu menonton kartunnya? Pasti ada yang menyebut karena lagu-lagunya yang enak di dengar dan lain-lain. Iya, kemarin aku kembali menonton film Rapunzel yang berjudul "Tangled" .Â
Selayaknya film kartun Disney pada umumnya, tidak pernah salah dalam mengelola emosi penontonnya walaupun yang ditonton adalah karakter kartun.Â
Sadar tidak sih, dari film ini sebenarnya ada salah satu bahasan yang pas sekali untuk dibahas kembali menggunakan perspektif psikologi.Â
Adakah dari kamu yang merasa penasaran dengan sikap yang biasa Mother Gothel berikan ke Rapunzel?Â
Well, kali ini aku akan coba sedikit membahas mengenai hal ini. Kalau kamu sudah menonton film "Tangled", menyukai karakter Rapunzel, serta penasaran dengan apa yang akan aku bahas kali ini, aku sarankan kamu untuk membaca artikelku kali ini hingga selesai.
Mother Gothel adalah sosok antagonis dalam film "Tangled" yang selalu berlaku gaslighting terhadap Rapunzel. Wait, Gaslighting? Iya, gaslighting. Istilah ini dalam psikologi merupakan perilaku yang dilakukan dengan cara merancang sedemikian rupa perilaku dengan tujuan menanam benih keraguan dalam diri korbannya.
Hal ini ditandai pada lirik lagu pada video di bawah ini yang mana dinyanyikan oleh Mother Gothel kepada Rapunzel.Â