Mohon tunggu...
Puja Nor Fajariyah
Puja Nor Fajariyah Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Kia Ora! Find me on ig @puja.nf

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Jamais Vu, Alasan Mengapa Seseorang Bisa Merasa Terasing di Momen dan Tempat Penting

24 November 2020   19:45 Diperbarui: 25 November 2020   04:49 682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: lifehack.org)

Sumber: Pinterest/Ilenia Alberti
Sumber: Pinterest/Ilenia Alberti
Pada sebuah momen pembicaraan, kamu merasa kalau kamu sudah pernah menjalani peristiwa ini sebelumnya dengan topik pembicaraan yang sama dan dengan orang yang sama. Perasaan ini bernama Deja Vu, di mana kalau menurut bahasa Perancis artinya pernah melihat, serta pernah merasakan. Lalu, mengapa bisa terjadi Deja Vu?

Menurut teori Psikologi, Deja Vu berhubungan dengan rekognisi memori yang menyebabkan kita merasakan bahwa apa yang kita alami sekarang sebenarnya sudah pernah kita alami sebelumnya. 

Otak kita bekerja di antara dua rekognisi memori yaitu recollection dan familiarity. Kita menganggap ingatan adalah sebuah recollection jika terjadi sebuah proses pengulangan kembali dan kita bisa menyebutkan dengan tepat saat itu juga kapan situasi yang kita alami pernah muncul sebelumnya. Contoh, kita bisa mengenali seseorang di dalam foto atau kita benar-benar mengenali di mana kita berada.

Sedangkan ingatan yang disebut familiarity muncul ketika kita tidak bisa menyebut dengan pasti kapan kita melihat orang tersebut. 

Tentu kita semua pernah mengalami ini ketika merasa pernah berada di suatu tempat namun tidak ingat kapan itu terjadi. Dan, contoh dari familiarity adalah Deja Vu. 

Mengenai alasan kenapa seseorang bisa merasakan lupa, itu adalah karena otak yang menyimpan memori dalam bentuk pecahan-pecahan tertentu bukan dalam bentuk segelondongan. 

Jadi, ketika kita mengalami sebuah peristiwa yang melibatkan satu atau lebih pecahan memori maka disitulah kita merasa familiar alias Deja Vu. 

Contohnya, di sebuah tempat yang belum pernah kamu kunjungi, kamu bertemu dengan seseorang yang menggunakan baju yang mirip sekali dengan baju pasanganmu, parfum yang sama, serta pemadangan sekitar yang juga mirip dengan situasi tempat tinggalmu. Maka di situlah kamu akan merasa familiar.

Dari dua hal mengenai Deja Vu dan Jamais Vu, aku kembali belajar akan makna bahwa otak dalam bekerja, pun memiliki masa di mana ia terkendala kerjanya. Di mana ia, memiliki ranah yang susah untuk dijelaskan dan terjelaskan secara ilmiah. 

Dari sini, aku juga belajar untuk bersyukur, bahwa dengan peristiwa lupa kita menjadi lebih menghargai bahwa ingatan itu berharga. Semoga, tulisan ini bermanfaat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun