"Mereka yang tidak mengerti cara belajar, sama seperti orang yang buta huruf di abad ini."
-Syarif Rousyan Fikri
Beberapa waktu lalu, tepatnya tanggal 26 Agustus 2020, hari di mana aku berulang tahun yang ke-20. Aku memiliki kebiasaan dan keinginan, bahwa setiap tanggal hari aku ulang tahun, aku harus membelikan kado berupa buku terhadap diriku sendiri.Â
Sebagai bentuk apresiasi terhadap diriku sendiri untuk semakin berpikiran dewasa lewat banyak membaca sejalan dengan pendewasaan umurku. Sebab, sebagai mahasiswa yang hidup dari uang beasiswa, aku tak bisa membeli buku kapan saja.Â
Perlu menabung dulu sebelumnya, atau biasanya hasil teman yang memberikan aku buku dengan sukarela untuk aku baca. Hari itu, aku pergi ke Gramedia di Malang Town Square, Kota Malang sendirian.
Aku berkeliling mencari buku yang menarik menurutku sambil memang sedang mencari buku pedoman perkuliahan untuk semester 5. Di ujung rak, aku tertarik dengan salah satu judul buku, yaitu "Belajar Cara Belajar" yang ditulis oleh Syarif Rousyan Fikri dkk.Â
Karena tertarik, akhirnya berujung buku itu berhasil aku pinang. Aku membelinya sudah lama, tapi aku baru menyelesaikan membacanya setelah berbulan-bulan.
Baca juga: Menguasai Teori-teori Belajar dan Prinsip-prinsip Pembelajaran
Berawal dari sini, aku juga memiliki kisah yang barangkali memiliki keterkaitan di mana sebagai pemula mengapa aku menulis mengenai ini sekarang. Di mana, aku mendapatkan pertanyaan tiba-tiba dari salah seorang dosen di Universitas bukan tempat aku kuliah yang memang akrab denganku saat aku sedang mencoba sharing materi pembelajaran diperkuliahan yang aku rasa sulit dengan beliau, di mana kemudian aku dihadiahi pertanyaan seperti ini:
"Apa bedanya pembalap yang jago sama yang gak jago?"