"Pak saya itu sedih, anak saya udah mulai berbohong. Kira-kira caranya gimana ya cara biar anak saya ga berbohong lagi? Sudah capek saya marahi tetap aja dia berbohong." Alih-alih menjawab secara teoritis atau memberikan tips-tips, dosen saya membalas dengan, "Loh ya gakpapa bu, harusnya ibu bersyukur, bisa dibohongi anaknya. Ketika anak sudah berani berbohong itu tandanya kognitifnya jalan,"
Cerita ini disampaikan di kelas saat perkuliahan berlangsung oleh dosen saya, dan muncul kembali pertanyaan, 'apakah benar ketika anak sudah mulai berani berbohong  menjadi hal yang dapat dibenarkan dengan dalih perkembangan kognitif?'
Menilik dari kutipan sebelumnya ketika dosen saya menjawab pertanyaan si ibu yang bertanya tadi, tentu ibu kaget dengan jawaban dosen saya. Dosen saya merespons setelahnya dengan beberapa penjelasan untuk menjawab rasa penasaran si ibu akan alasan mengapa anak yang mulai berani berbohong seharusnya tidak di 'apa-apakan' dan malah si ibu yang disuruh untuk bersyukur.Â
Ketika ditanya, pernahkah teman-teman berbohong? coba teman-teman ingat terkait apa yang teman-teman persiapkan ketika teman-teman mau berbohong. sudah mengingat atau belum? kalau belum, saya akan bantu menjelaskan sedikit terkait dengan hal ini. Biasanya, ketika seseorang hendak berbohong maka ia akan memikirkan terlebih dahulu kemungkinan-kemungkinan pertanyaan atas hal yang akan kita sampaikan dan kita akan menyiapkan alasan-alasan yang dapat diterima.Â
Hal ini berarti, berbohong butuh yang namanya proses berpikir bukan? ketika seseorang berpikir maka sudah tentu hal ini berhubungan dengan yang namanya proses kognitif seseorang. Pada anak usia dini, perkembangan kognitif anak memang sangat penting untuk ditingkatkan karena memang sebenarnya tingakatan kognitif pada anak usia dini masih sangat sederhana.Â
Tetapi, bukankah berbohong itu adalah kebiasaan yang buruk? benar, Â berbohong tentu sangat tidak dapat dibenarkan dan dibiasakan terutama sejak masih masa usia dini. Â Tetapi, tentu pada anak usia dini berbohong tidak selalu harus dipandang sebagai hal yang negatif. Bisa juga dipandang dari sisi positif dimana ketika anak berbohong, dia telah melewati yang namanya proses kognitif sebelumnya.
Lantas, orang tua bisa apa? kalau melihat faktanya, seringkali orang tua akan memarahi ketika anak berbohong karena menganggap hal itu perbuatan yang buruk, memaksa anak untuk tidak berbohong lagi dengan cara yang kurang tepat. Dengan memarahi anak, itu justru membuat mental anak menjadi bermasalah. Sebenarnya ada cara yang sederhana sekali dapat dilakukan oleh orang tua ketika mendapati anak mereka berbohong, yaitu dengan mencoba bermain dengan alur kebohongan anak dan menggiring anak menemukan titik benar secara pribadi bahwa berbohong itu bukan hal yang baik.Â
Ada sebuah video yang cukup bagus dan perlu ditonton oleh orang tua terkait bagaimana men-treatment anak yang berani berbohong dengan bijak. Video dibawah menggambarkan bagaimana treatment Lee Donggook, ayah Lee sian yang melakukan berbagai macam kebohongan hanya karena ingin memakai kacamata seperti idolanya padahal matanya baik-baik saja. Saat mengetahui Lee Sian berbohong, awalnya memang Lee Donggook kaget, namun setelahnya ia mencoba untuk menggiring bagaimana caranya agar Lee Sian sadar dengan sendirinya dengan melakukan berbagai macam cara.
Perlu kiranya edukasi terhadap orang tua terkait bagaimana seharusnya bersikap menghadapi anak-anak sesuai dengan tahap perkembangannya karena memang saat masa usia dini anak sedang senang-senangnya mencoba hal baru dan juga kecerdasannya sedang berkembang dan salah satu hal yang akan dia coba adalah mencoba untuk berbohong.Â
Dapat juga sebenarnya coba-coba ini anak lakukan untuk melihat respons orang tua. Dan yang perlu digarisbawahi,'berbohong itu candu' ketika saat pertama kali  anak berbohong dan tidak ada respon dari orang tua maka anak akan mencoba dan melakukannya lagi dan lagi hingga menjadi kebiasaan dan tentu ini merupakan kebiasaan yang buruk. Tetapi, memarahi dan bersikap tidak bijak lainnya seperti memukul tidak akan membuat anak jera. Satu-satunya cara yang paling bijak dan dapat dilakukan adalah dengan bersikap bijak dengan mencoba memberi stimulus berbagai cara untuk menggiring pemikiran anak bahwa benar berbohong itu tidak baik.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!