[caption caption="Sumber foto: Theiranproject.com "][/caption]Dewasa ini, konflik antara Saudi Arabia dan Iran semakin menegangkan saja. Bahkan, perseteruan kedua negara berhembus kencang sampai ke Indonesia. Sebagian warga Indonesia ada yang membela Saudi, tetapi tidak sedikit juga yang mati-matian membela Iran.
Sudah menjadi rahasia umum kalau negara minyak dan Uranium memiliki "jaringan" khusus di Indonesia. Umumnya, mereka adalah para pendakwah jebolan kedua negara tersebut. Karena pada dasawarsa 1980-an, banyak para pelajar di Indonesia yang mendapat beasiswa gratis dari pemerintah Saudi dan pemerintah Iran.
Mayoritas pelajar yang menerima beasiswa gratis dan nyantri di Saudi dan Iran tentu saja terpengaruh dengan paham yang berkembang di kedua negara tersebut. Tidak semua memang. Namun umumnya seperti itu.
Sebenarnya tak ada masalah ketika dakwah yang dibawa hanya dilakukan di komunitas mereka sendiri. Persoalannya akan menjadi pelik ketika dakwah mereka disampaikan kepada masyarakat yang memiliki paham agama yang berbeda dengan paham mayoritas masyarakat Saudi dan Iran.
Saat ini, para pendakwah jebolan Saudi dan Iran sudah mulai berani mendakwahkan ajaran mereka secara terang-terangan. Bahkan gesekan di antara keduanya sudah sering terjadi.
Tak heran ketika ada oknum-oknum yang menyebarkan propaganda si A bukan Islam, si B bukan Islam. Mereka sudah lupa bahwa sebelumnya kedua negara tersebut sempat menjalin komunikasi yang intens. Tetapi kehangatan itu berubah sejak negara api menyerang. Heu...
Dewasa ini, perseteruan kedua negara kelihatannya semakin meruncing saja. Bahkan, warga Indonesia yang tak sepakat dengan keduanya terpaksa menerima berbagai tuduhan. Kalau tidak mendukung Saudi, berarti pendukung Iran. Dan sebaliknya, kalau tidak mendukung Iran berarti antek Saudi. Wah, benar-benar repot. Walaupun banyak juga tokoh-tokoh Islam di Indonesia yang tak ambil pusing dan cuek ketika dituduh sebagai pembela Iran atau Saudi.
Konflik kedua negara ini saya prediksi akan semakin memanas dalam beberapa tahun kedepan. Peran pemerintah Indonesia sebenarnya sangat vital untuk mendamaikan konflik kedua negara tersebut. Apalagi Indonesia tak punya beban karena memiliki mazhab yang berbeda seperti yang dianut mayoritas warga Saudi dan Iran.
Walaupun belum lama ini pemerintah Saudi sudah memulai ketegangan baru dengan mengeksekusi mati salah satu ulama asal Iran, namun bagi saya konflik kedua negara belum mencapai puncak ketegangan. Ini baru pemanasan. Jadi, proses menuju ke puncak ketegangan masih belum bisa dicapai.
Soal ketegangan sebenarnya bukan cuma urusan negar-negara yang suka memelihara konflik. Para pejabat disini juga banyak yang wajahnya tegang. Mungkin karena tidak pernah sarapan, atau karena tersangkut kasus korupsi. Sebenarnya wajar saja. Namanya juga manusia. Yang tidak wajar itu kalau tidak pernah tegang. Nggak percaya? Tanyakan ke Nikita Mirzani.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI