tahukah engkau,
batu kerikil milikku ini jauh lebih berharga daripada gunung emas yang kau miliki
atau lautan permata warisan bapakmu
dan jangan pernah kau banding-bandingkan batu kerikil milikku dengan seluruh kekayaanmu,
harta warisanmu,
atau dengan mahar yang kau bayar untuk mengawini istri-istrimu
sungguh, semuanya tak berharga di mataku
bahkan, jika engkau ingin menukar seluruh harta kekayaanmu itu, termasuk harta berharga yang ada di dalam celanamu,
aku tak sudi
coba kau ambil pulpen itu
tulislah kata-kataku ini dengan rapi
namun pesanku
jangan pernah kau salah menuliskannya,
apalagi sampai salah menafsirkannya
"aku mencintai batu kerikil ini lebih daripada aku mencintai diriku sendiri. karena ia mampu mengajarkanku bagaimana cara bertahan hidup di tengah gelombang, ia mengajarkanku bagaimana cara berdiri kokoh di tengah badai, dan ia mengajarkanku untuk tetap dingin di tengah kobaran api"
jadi bagaimana,
masihkah kau ingin menawariku dengan harta bendamu yang tak berharga itu?
tapi, jika kau ingin menukarnya dengan sandal jepitmu,
aku mungkin setuju...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H