Mohon tunggu...
Puja Mandela
Puja Mandela Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis di apahabar.com

Pria biasa, lulusan pesantren kilat, penggemar singkong goreng, tempe goreng, bakso,fans garis miring The Beatles, Iwan Fals, Queen, musik rock 60s, 70s.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pesan Dari Amplop Pilkada 2015

8 Desember 2015   13:05 Diperbarui: 9 Desember 2015   12:03 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Amplop yang dibagikan pada Pilkada 2015 berisi ajakan agar warga mendoakan pasangan calon yang memberi amplop "][/caption]

Pilkada itu tak melulu urusan coblos mencoblos dan bagi-bagi amplop. Tidak semua peserta pilkada melakukan money politic dengan membagi-bagikan uang kepada masyarakat. Walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa praktik money politic masih kerap dilakukan oleh sebagian "oknum" peserta Pilkada.

Disini saya tak akan membahas soal tata cara pencoblosan atau apapun yang terkait dengan ritual mencoblos kertas surat suara. Saya juga tak akan membahas soal amplop.

Menurut saya, ada yang jauh lebih esensial dibandingkan amplop. Ya. Isi amplop. Isi amplop memang jauh lebih penting daripada amplopnya. Bahkan mungkin sebagian orang menganggap, isi amplop lebih penting dari pelaksanaan Pilkada itu sendiri.

Kemarin, teman saya yang berprofesi sebagai petani sayur datang ke rumah saya. Setelah ngobrol ngalor ngidul, topik pembicaraan kami mengarah ke Pilkada 2015 yang akan digelar 9 Desember 2015. 

Ia menceritakan bahwa beberapa hari yang lalu ada seseorang yang membagi-bagikan amplop di sekitar tempat tinggalnya. Ternyata dia juga dapat bagian. Jelas saja amplop berwarna putih itu ia terima dengan senang hati.

"Lumayan buat beli beras,"katanya, sambil membolak balik uang kertas berwana merah itu.

Teman saya ini juga termasuk orang yang apatis dengan politik. Karena itu ia tak pernah menghiraukan siapa yang memberi amplop beserta isinya. Dia punya kriteria dan penilaian sendiri terhadap peserta Pilkada di daerah ini.

Karena itu, dia selalu welcome dan menerima pemberian dari siapapun. Tapi soal coblos mencoblos, nanti dulu.

"Yang memberi belum tentu saya coblos. Bisa saja yang tidak memberi uang itu yang saya coblos,"katanya berkelakar.

Yang menarik, ternyata didalam amplop tersebut tidak hanya terdapat selembar uang kertas berwana merah. Tetapi ada pesan lain yang ditulis dibalik amplop yang ia terima beberapa hari yang lalu. Dibalik amplop tersebut tertulis, "silahkan didoakan setelah solat hajat".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun