Mohon tunggu...
Puja Mandela
Puja Mandela Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis di apahabar.com

Pria biasa, lulusan pesantren kilat, penggemar singkong goreng, tempe goreng, bakso,fans garis miring The Beatles, Iwan Fals, Queen, musik rock 60s, 70s.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

"Maaf, Agama Sampeyan Apa, Ya?

21 November 2015   10:57 Diperbarui: 21 November 2015   12:07 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

“Maaf, agama sampeyan apa ya…?!"

Tiba-tiba saya dikagetkan dengan pertanyaan seperti ini. Pertanyaan macam apa ini, ketemu belum lima menit, kok sudah bertanya perihal keyakinan, yang bagi sebagian orang adalah urusan pribadi.

Pertanyaan tersebut muncul melalui lisan seorang pedagang kaligrafi yang biasa menjajakan dagangannya di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.

Rupanya, pedagang tersebut tidak melihat sedikitpun simbol-simbol keagamaan yang terpampang didalam rumah saya. Bukannya menemukan simbol-simbol tersebut, di ruang tamu rumah saya justru terpampang beberapa memorabilia beberapa musisi idola saya.

Jika melihat ke dinding kanan, akan terlihat poster The Beatles (1968), dimana salah satu personelnya yakni John Lennon, berpenampilan bak Yesus Kristus.

Sementara di sisi lainnya ada poster Iwan Fals (1990) dengan kacamata riben. Kemudian ada juga beberapa foto band Queen (1975) dan foto John Lennon muda (1964).

“Wah Yahudi banget nih orang. Kalau nggak ada gambar Ka’bah atau Wali Songo, minimal ada poster Nahdatul Ulama atau Muhammadiyah gitu lho, biar agak kelihatan Islami”. Mungkin kalimat seperti ini yang terpatri dalam pikiran pedagang kaligrafi itu.

Memangnya agama harus ditunjukkan melalui simbol-simbol seperti itu ya? Kalau saya tidak fanatik simbol Islam ya itu urusan saya. Yang terpenting, jangan karena simbol-simbol tersebut lalu kita melupakan esensinya.

Sejujurnya, saya sendiri tidak memungkiri, bahwa pada kondisi tertentu, simbol-simbol itu memang sangat diperlukan.

Suatu ketika, malaikat Malik bertanya kepada seorang warga Indonesia yang kesehariannya dikenal ahli maksiat. Malaikat Malik rupanya masih memberi kesempatan warga Indonesia tersebut untuk menjawab sebuah pertanyaan.

Malaikat Malik bertanya, “apa buktinya kamu seorang Muslim dan pecinta ulama, kalau keseharianmu hanya dihabiskan dengan maksiat. Bahkan solat pun tidak pernah…?

Orang tersebut berkata dengan sangat yakin, “ada…!!! tunggu sebentar saya ambilkan”.

Tak lama berselang warga Indonesia datang tergopoh-gopoh dengan membawa sesuatu.

“Ini buktinya,”

“Apa itu…? Tanya Malaikat lagi.

“Ini Kalender NU pak…”

Wahhh… Ya sudah langsung masuk Surga…!

Hehehe…. Ternyata simbol bisa menyelamatkan manusia dari api neraka ya? Iya setidaknya dalam dialog imajiner antara Malaikat Malik dan warga Indonesia itu.

Kembali ke pedagang kaligrafi tadi. Sembari menunjukkan beberapa item dagangannya, kemudian saya balik bertanya,“Kelihatannya, agama saya apa mas…?

Mendapat pertanyaan balik seperti itu, ia pun bingung dan tertawa. Setelah menoleh kesana kemari, mencari kalender Islam pun tak ada, tiba-tiba ia melihat foto saya dengan istri. Setelah melihat foto itu, dia berkata, ooohhh…. ternyata muslim ya…?

“Tau darimana?!” kata saya.

“Itu, istri-nya berjilbab,”katanya lagi.

“Oh iya..ya…..hehehehehe…….”

Tak bisa saya bayangkan kalau pedagang itu melontarkan pertanyaan yang lebih ekstrim seperti, “anda Sunni apa Syiah…?

Syafi’i atau Hambali…?

Jangan-jangan..?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun