Mohon tunggu...
Cahyo Prayogo
Cahyo Prayogo Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

orang ini adalah seorang penulis puisi amatir.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kamu Anak Rumahan?

7 Juni 2015   23:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:17 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kadang kita merasa sangat terlepas dari lingkungan rumah kita. Kita tidak tahu apa yang sedang menjadi pokok pembicaraan orang-orang di lingkungan rumah. Apa rencana-rencana mereka, kapan mereka akan melakukan rencana itu, dan bagaimana melakukannya. Tahu-tahu semua sudah berubah dan kita tidak pernah tahu sama sekali prosesnya.

 

Bayangkan jika kita tinggal di sebuah kompleks perumahan dan kita sangat asing dengan orang-orang yang ada di kompleks tersebut. Mungkin, kita mengenal satu atau dua orang di antara mereka, tapi tidak pernah ada percakapan yang terjadi dan sekedar ucapan salam sapa saja. Selebihnya kita tidak tahu siapa laki-laki yang lewat barusan, perempuan yang memakai baju hitam itu, dan anak kecil yang sedang bersepeda itu. Bahkan, jika suatu kali ada acara besar dan kita terpaksa berkumpul secara bersamaan maka mungkin saja kita baru sadar bahwa ternyata ada satu teman sekolah kita yang tinggal di dekat rumah.

 

Beberapa orang memang tidak terlalu butuh untuk bersosialisasi dengan orang-orang di sekitar rumahnya. Memang manusia adalah makhluk sosial dan kita memiliki kebutuhan untuk bermasyarakat, tapi bukan berarti kita harus bersosialisasi dengan orang-orang di lingkungan rumah. Hal itu karena masih ada lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, atau tempat les. Untuk berkumpul dengan keluarga saja terkadang sulit, apalagi jika harus berkumpul dengan orang-orang itu?

 

Selain alasan di atas, ada juga beberapa alasan lain yang menyebabkan kita lebih suka tinggal di dalam rumah daripada harus menghabiskan waktu bersama tetangga-tetangga kita. Misalnya, di lingkungan rumah memang tidak ada sama sekali orang yang seumuran dengan kita, di lingkungan rumah tidak ada wadah untuk berkumpul, atau jika memang ada wadah untuk berkumpul dan ada orang-orang yang sebaya dengan kita tapi sayangnya kehidupan mereka sangat bertolak belakang dengan kita.

 

Mungkin, pernah kita satu atau dua kali mencoba untuk bergabung bersama mereka. Kita ikut melakukan kebiasaan-kebiasaan mereka, membicarakan topik-topik mereka, dan bermain permainan-permainan mereka. Tapi, kita merasa ada yang tidak klop. Kita coba untuk bertahan dan menganggap bahwa fase ini adalah bagian dari proses adaptasi. Sayangnya, berkali-kali dicoba maka berulang kali pula kita sadar bahwa kita sangat berbeda dengan mereka. Akhirnya, kita pun kembali ke dalam rumah dan terlepas dengan kehidupan mereka.

 

Manusia Itu Dinamis

Manusia itu pada dasarnya dinamis dan sanggup beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Jika lingkungan kita bercorak A maka manusia memiliki kemampuan untuk bercorak A pula. Jika suatu hari corak lingkungan berubah menjadi B maka manusia bisa saja dengan mudah menjadi B.

 

Meski demikian, manusia juga memiliki sifat eksistensi berupa pilihan bebas untuk menentukan mana yang terbaik bagi manusia tersebut. Memang  lingkungan bisa mempengaruhi seseorang, tapi bukan berarti setiap orang akan larut begitu saja pada lingkungannya. Setiap orang memiliki kemampuan resistensi terhadap lingkungan-lingkungan itu. Jika seseorang merasa bahwa suatu lingkungan akan memberi dampak buruk bagi dirinya maka ia memiliki pilihan bebas untuk menolak pengaruh negatif dari lingkungan tersebut. Bahkan, seorang juga bisa memberi pengaruh positif pada lingkungan-lingkungan yang negatif.

 

Sampai di sini mungkin terjawab alasan mengapa ada seseorang yang memutuskan untuk menghabiskan waktu-waktu luangnya di dalam rumahnya saja. Mungkin, orang tersebut merasa bahwa lingkungan rumahnya adalah lingkungan yang negatif sehingga ia secara tidak sadar menolak untuk bergabung dengan mereka karena khawatir dirinya akan menjelma menjadi negatif pula.

 

Tindakan menarik diri tersebut adalah tindakan yang terbaik karena sulit bagi seseorang menghindari pengaruh buruk lingkungan jika ia sudah masuk ke dalam lingkungan tersebut. Seseorang manusia mau tidak mau pakaiannya akan bau wewangian jika ia setiap hari bergumul dengan pedagang parfum dan begitu sebaliknya ia akan sulit menghindari kotoran jika satu hari penuh bermain di dalam kubangan lumpur.

 

Nah, jika kita memang sudah sadar bahwa lingkungan rumah kita tidak baik maka sebaiknya kita mengarahkan kehidupan kita kepada lingkungan-lingkungan lain yang lebih positif. Seperti sudah dijelaskan, kehidupan manusia itu beragam dan yang terpenting bagi kita adalah menentukan pilihan yang tepat saja di antara keberagaman itu.

 

Terlahir Sebagai Introvert

Pada kasus yang lain ada kisah menarik ketika seseorang memang sama sekali tidak memiliki kehidupan sosial. Seakan memang dia tidak memiliki ketertarikan untuk bersosialisasi dengan orang lain. Orang-orang seperti itu mirip seperti orang-orang anarkis yang sangat anti-masyarakat. Jika ada undangan kegiatan maka dia tidak akan hadir. Dia tidak pernah duduk-duduk di kantin. Sehari-hari hanya menghabiskan waktu sendiri saja. Seakan kehidupan ini hanya tentang dirinya dan angan-angan yang ada di kepalanya.

 

Tenang, orang-orang seperti itu bukanlah orang yang patut dicurigai. Sebenarnya mereka juga memiliki kehidupan sosial. Hanya saja  kehidupan sosial mereka lebih bersifat personal antara satu atau dua orang saja. Mereka memang ingin jadi pusat perhatian, tapi mereka akan sangat gugup jika harus berhadapan dan berinteraksi dengan orang banyak. Pembicaraan intim satu lawan satu mungkin lebih nyaman bagi mereka.

 

Bagi orang-orang yang terlahir introvert lingkungan rumah yang buruk maka sudah pasti menjadi alasan bagus bagi dirinya untuk tidak keluar rumah. Mereka akan berpikiran bahwa lebih baik dia menghabiskan waktu untuk mengerjakan kegiatan-kegiatan yang tidak jelas maka alangkah baik jika mereka merancang kehidupan dari dalam kamar mereka.

 

Kamar dan rumah terkadang juga bisa sama menyenangkannya dengan area-area luar ruangan. Bahkan, ruang garasi rumah bisa menjadi tempat bagi lahirnya ide-ide hebat. Sebenarnya tidak masalah jika Anda adalah introvert atau ekstrovert, kehidupan Anda lebih banyak di alam bebas atau di dalam rumah, pola interaksi Anda lebih sosial atau lebih personal.

 

Karena, hal yang paling penting adalah Anda bisa menempatkan diri di lingkungan yang positif. Kemudian di lingkungan yang positif tersebut Anda melakukan kegiatan-kegiatan positif bersama orang-orang positif. Dengan demikian maka kehidupan Anda akan menjadi kehidupan yang positif.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun