Mohon tunggu...
Chinta Lintang
Chinta Lintang Mohon Tunggu... -

Ku adalah sebuah ironi yg mencoba masuk dalam demensi hati...\r\nMengubah bait-bait nadi menjadi sebuah puisi..

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi Sedih Rindu Terlarang

12 Maret 2015   01:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:47 9986
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pada akhirnya kesunyian mengajarkan ku bahwa sepi adalah hidup yang paling abadi
Setelah orang yg aku cintai pergi..

Sepi juga mengajarkan ku untuk selalu membuka goresan masa lalu..
Dia tak kan pernah lenyap dalam ingatan ku..

Ya..walau bagai mana pun aku selalu mengikhlaskanya..
Walau jauh dalam hati ku masih mengharapnya..

Sakit emang..
Gimana gak sakit,penantian cinta yg begitu panjang membuat ku lumpuh dalam kehidupan..
Jalan cinta yang ku harapkan tak semulus kenyataan..

Tapi yang lebih menyakitkan lagi
Kini aku terjebak dalam lautan rindu terlarang..

Mungkin hanya lewat untaian syair sendu ini
Aku bisa tumpahkan segala rindu ku padanya..
Agar dia tahu ada aku yang selalu merindukanya..

* MEMBINGKAI RINDU TERLARANG *

Sesak rasa di hati kian menghimpit nadi
Riak-riak sunyi menyelip menari asik mengusik rindu sesekali menyerkap menghampiri..

Ku hamburi jalan landai penuh luluh lungai saat desir angin mengapai
Ku ingin teriak kan kidung kesyahduan sekencang badai
Terlepas melayang tinggi bagai menembus dinding-dinding tebalnya tirai..

Biar kau dengar jeritan ku dari sini
Biar kau rasakan siksaan rindu mencabik tiap hari..

Chinta..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun