Mohon tunggu...
Chinta Lintang
Chinta Lintang Mohon Tunggu... -

Ku adalah sebuah ironi yg mencoba masuk dalam demensi hati...\r\nMengubah bait-bait nadi menjadi sebuah puisi..

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi Rindu Masa Lalu

12 Maret 2015   22:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:45 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenapa ada rasa rindu di hati ku.. Ketika rasa cinta telah terabaikan.. Dia telah pergi meninggalkan ku di hamparan penantian.. Ku yg telah lama menanti di ladang pelabuhan Akhirnya dia telah mengikat penikahan.. Aku telah di kecewakan.. Aku telah di bohongi.. Aku benci ketika hati ku telah kau sakiti Tapi kenapa benci menjadi ruang rindu tak terperi.. Aku merindukan sosok cinta ku yg dulu yang kini mungkin dia telah bahagia dengan pasanganya.. Inilah rintihan syair puisi rindu ku padanya.. Mesti dia telah di milik orang lain Tp aku masih tetap merindukanya.. " RINDU KU KEMBALI MENGHUJAM KELAM " Gelang nada seruling mengema membelah sukma Mengalun jera mendendang menebang pusaran jiwa.. Menampak berlahan terbang Bayang wajah mu pun hadir di tiap angan melenggang.. Ku sapa malam Ku hempas desir angin menggulung kencang.. Membentang aral teriak lantang Tak sanggup ku genggam dalam lamunan.. Saat gelora memeluk sahdu Membakar naik memuncak pilu.. Saat pori terbakar sendu.. Hingga tak ada yang tersisa kecuali gigil kebekuan setelah melampaui puncak panas membakar sukma ku.. Di situlah ku temukan bengkohan rindu mengumpal nadi.. Sebuah derit rentetan hati mencuak kembali.. Setelah cinta yg ku singgahi lepas tak terkendali.. Mesti ku tau.. Diri mu bukan lagi milik ku.. Deras gelombangnya seakan menghancurkan dinding-dinding keangkuhan Besar gemuruhnya seakan hampir meruntuhkan benteng-benteng kesunyian Lekat sengatanya panas seakan hendak melelehkan kebisuan.. Getar-getarnya masih hangat ku rasa.. Bergelegar mengema melukis kisah kembali rangkaian asa ketika kita masih bersama.. Pucuk-pucuk tangkai menggeliat kekar menusuk dada Hingga menggunyah bahkan menelan sisa-sisa aroma duka.. Chinta... Rindukah kau pada ku.. Masih ada kah sedikit asa dalam penggembaraan mu.. Seperti aku yang tiap saat membingkai wajah mu tiap malam menggadu.. Tapi gimana mungkin kau memikirkan ku..! Sementara hening menyelimuti serumpun pun layu tak sanggup berdiri Di balik ukiran janji hati kau telah ada yg menyinggahi.. Bagai mana mungkin juga kau sempat memikirkan ku lagi Apa lagi memahat wajah ku yg dulu pernah kau sayangi.. Acchhhh..Chinta.. Maafkan ku jika aku mengusik kembali masa lalu.. Masa di mana aku&kamu pernah mengikat hati yg saling mencintai.. Tapi inilah rindu ku.. Walau pun jauh dari hati aku sangat membenci mu.. Kau telah menjalin pernikahan tampa memberitahu ku.. Jujur..aku muak dengan segala dusta mu.. Tapi rindu tetaplah rindu tak mudah hilang walau badai menyapu.. Entah kenapa ada telaga rindu setelah kau permainkan rasa ku.. Biarlah mereka menilai aku bodoh.. Ya..bahkan sangat-sangat bodoh, Dah tahu dia tlah di jodohkan Tetap saja ku masih memahat kerinduan.. Masih mengemis tentang perasaan.. Masih menanggis tentang kenyataan.. Tapi biarlah.. Biarlah ku nikmati benua hati ini walau perih menyayati menggelitiki tiap hari.. Biarlah..bulan&bintang tetap menemani dalam dinggin malam menyelimuti Biarlah ku di sini melukis sunyi.. Tentang hati yg dulu pernah ku cintai..

Love story Karya: Chinta Lintang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun