Mohon tunggu...
Chinta Lintang
Chinta Lintang Mohon Tunggu... -

Ku adalah sebuah ironi yg mencoba masuk dalam demensi hati...\r\nMengubah bait-bait nadi menjadi sebuah puisi..

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi Luka Hati Tersakiti

18 Maret 2015   00:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:30 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jerit ku kembali menggelegar Rintih ku kembali terdengar... Penantian hati yang telah ku yakini akhirnya hanyalah ilusi membakar hati... Dia yang ku nanti di atas cinta suci Kini telah pergi meninggalkan ku sendiri... Dia tak mengerti apakah kepingan hati hanya untuk di sakiti.. Apakah rasa yg ku miliki melebihi cinta yg menyandingnya kini.. Sakit rasanya jika penantian hati hanyalah kerudung ilusi.. Rilisan sair alunan pedih ku ini Untuk seseorang yg telah menelan lidahnya sendiri... Agar dia tahu... Cinta&sayang mu hanyalah palsu.. * CINTA ILUSI HATI TERSAKITI * Terang bulan bersinar kerlip bintang lumpuhkan petang.. Hati riang menggambang ku memendam kerinduan untuk kamu yg jauh dinegri sebrang.. Sudut remang hening sayup debur ombak menyulam bait nada kesahduan... Tercekat tersedak sejuta kenanggan tentang harapan&impian.. Jauh ku layang menggegam kesetiaan menghimpun kekuatan.. Cinta&sayang hilang menggerang dipuncak kebisuan... Lirih alun nada rindu yg dulu terdengar jelas di telingga ku Kini hanya mampu terbang dihamparan sayu menggeliat kencang dalam heningnya kalbu.. I love u.. Itulah kata yg sering terlontor dari bibir manis mu Kini hanya seruling nyayian usang tersapu badai lalu.. Semuanya telah lepas selepas ku tatap punggung mu dibalik bias-bias rona senja... Luluh lunglai pun gemetar menggantung dimenara hampa tampa kata.. Senyap lelap hening ku kelupasi Seras hujan mengunci awan pun ku cumbui... Demi mendapatkan sesuak hati yg tersembunyi dibalik tirainya sepi... Hujan badai ku lewati hamburkan rinai ku tak peduli... Ku tinggalkan smuanya demi kamu yg ku cintai.. Tapi kenapa.. Setelah smua berlari kau pun ikut pergi.. Terik panas membakar nadi melilit jantung kan ku jalani.. Saut petir menyambar hati berjuta-juta duri menusuk tiap hari.. Kau tetap selalu ada dalam hati.. Tapi kenapa... Kau tega tinggalkan ku sendiri.. Lelah gerah berkumbang cururan air mata tak mampu ku tahan Lekuk jemari kaki tak mampu lagi berjalan... Celah asa meronta melalap dunia Membunuh jiwa mencekik dusta Pucuk-pucuk cemara melingkar angkara mencambak murka.. Ternyata... Kau buaya yg haus akan mangsa.. Perih hati ini tak mungkin terobati Seperti malam ini awan serasa menjerit menari kabut tebal hitam menyelimuti melihat hati yg sedang tersakiti.. Achh..Apakah ku akan selalu tersakiti dengan cinta yg tak pasti Apakah ku akan selalu menanggisi cinta yg telah pergi.. Jiwa ku mati rancing duri mawar bersemi Akhirnya semua kasih sayang yg ku tapaki hanyalah ilusi bermandikan api membakar diri.. Story love Karya: Chinta Lintang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun