Setiap pertemuan pasti akan ada sebuah perpisahan.. Namun tidak ada sebuah pertemuan yang abadi dan juga tidak ada sebuah perpisahan yang kekal.. Tapi tetap saja perpisahan adalah hal yang sangat menyedihkan... Di sini.. Mungkin aku hanya bisa mengingat kenangan tentang kita.. Kenangan.. Di mana saat aku masih ada di samping mu.. Menemani mu.. Menggenggam erat tangan mu.. Melihat senyum manis mu.. Bahkan kata-kata manja mu.. Dan mendengar suara tawa mu.. Kenangan yg amat indah ini namun takkan mungkin ku alami kembali.. Kini tak ada lagi yg bisa ku lihat.. Suara mu tak dapat lagi ku dengar.. Karena… Kau dan aku kini telah terpisah.. Kau telah mengikat cincin pernikahan.. Tahukah kamu.. Betapa inginya aku melihat mu.. Seberapa besar rasa rindu ku ini pada mu.. Betapa ingin aku memeluk mu dan ingin hidup bersama mu.. Tapi semua hanyalah rasa yg telah di telan masa.. Dan kini,hari yang di tentukan telah tiba, Di mana.. Aku akan pergi untuk selama-lamanya.. Mungkn inilah jalan pilihan ku Tuk akhiri hidup ini.. Serasa tak ada kehidupan Ketika kau tinggalkan.. * SELAMAT TINGGAL CHINTA SEMOGA KAU BAHAGIA * Lekat hulu bulu sayap laksana malaikat mengikat erat.. Latnat kencang gulungan alirkan saraf mengukir penat.. Hati mengalir nadi trasa terhenti.. Sunyi hembus nafas tak terkendali.. Hidup menyuplai sepi tanpa siram senyum membumbung hari.. Diri ku senyap kelabu tanpa jiwa kasih mu.. Ruang jiwa ku gelap gersang tak ada daya.. Tanpa arah tuk melangkah asa mu.. Ketika kau tinggalkan.. Ketika penantian kau abaikan.. Ketika rasa kau terlantarkan.. Mengapa di saat terang dunia kelabu.. Kau berlalu tinggalkan sepenggal dusta dalam rasa.. Hampa hanya mampu memeluk rasa memeluk mimpi senja.. Sendu meniti harapan fajar kelana mengunyak rasa.. Chinta.. Kau buat ku tak yakin untuk melangkah.. Kau beri aku segenggam harapan Justru luka yg kau torehkan.. Mengapa cahaya pelangi menjadi api.. Kenapa sinar mentari membusung menancap duri.. Chinta.. Ketika lembayung sendu menghampiri ku&ketika akhir cerita saat sisa nafas ku terhenti di batas wktu.. Dan bila tiba saat ku pergi tuk selamanya.. Bila saatnya ku pejamkan mata.. Jangan ada air mata.. Jangan ada penyesalan yg melanda.. Ketika sang utusan merengkuh jiwa memeluk sukma.. Ku ingin kamu bahagia dengan Dia... Biarlah jiwa ku tenang.. Biarlah hati ini tak terusik terhalang.. Berlalu dalam dekapan sayap malaikat.. Merengguk anggur kebebasan semu.. Diantara setumpuk memory kenangan mu.. Tuhan,, Ku sayang dia.. Ku cinta dia.. Walaupun kelopak lara menghakhirinya.. Jagalah dia seperti ku yg selalu menjaga amanah-Mu.. Ku berharap jasad mati ku di balut dengan kain bersroban senyuman.. Di benamkan di balik tanah penuh ketulusan.. Di iringi kepergian dengan doa kebahagiaan yg dulu pernah dia ucapkan.. Biarlah pusaran lubang ini menjadi saksi.. Bahwa kita pernah mengembara melintasi dua hati yg saling mencintai.. Yang kini tinggal belulang membujur kaku di tengah himpitan sepi.. Good bye chinta.. Selamat berbahagia.. Ku akan pergi tuk selamanya.. Biarkan kata merangkai hati serupa darah di balik tirai dusta.. Mungkin di alam sana ada asa mu di celah tuk wujudkan dahaga cinta di telaga dunia yg berbeda.... Love story Karya: Chinta Lintang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H