Mohon tunggu...
Wibhyanto D
Wibhyanto D Mohon Tunggu... profesional -

Secara SADAR Aku tidak memilih menjadi bagian dari PASIEN kebudayaan. Sebab Aku Bukanlah Follower. Berkawanlah denganku. Akan Aku titipkan PUISI untuk Mu. Tentang kerisik angin Daun Gugur, satu satu..!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Maafkan Aku Meminta-Mu

19 April 2018   11:54 Diperbarui: 19 April 2018   14:13 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Maafkan aku meminta Mu
Berulang mengetuk pintu Mu
Mendaras kata dalam ritmis yang beku

Dan Engkau memberi, selalu
apa pun pintaku yang konyol

Setumpuk Kau berikan, melapuk di bilik hatiku
sebagian, menyerak laksana remah-remah suatu pesta
menyisa tak sempurna kuhabiskan

Hadiah terakhir, sepiring rejeki belum kusentuh,
ku telah meminta Mu yang lain

Aku yang mabuk pada seluruh pemberian Mu
Melupa pada rona Mu abadi, tersenyum setiap pagi

Ampuni khilafku, kini memohon Mu lagi
ambillah segala tak berguna dari bilik hati
agar aku mampu kembali pulang
Memandang Mu maha Penyayang

Seperti dahulu, setiap senja tiba, Engkau tersenyum di balik awan
mengajakku bermain laksana kanak-kanak, riang di tanah lapang

Ampuni Aku, Ya Maha Penyayang
sebab bagiku sudah cukuplah Engkau, ya diri Mu

Amin

*) Jakarta 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun