Mohon tunggu...
Puji HastutiSPd
Puji HastutiSPd Mohon Tunggu... Guru - Guru Taman Kanak-Kanak

membuat contoh PTK (Penelitian Tindakan Kelas) bagi guru PAUD

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

PTK Upaya Meningkatkan Fisik Motorik Halus Anak melalui Kegiatan Kolase dengan Media Bahan Bekas pada Kelompok B TK Islam Bakti 2 Boyolali TP2020-2021

26 November 2023   20:25 Diperbarui: 26 November 2023   20:49 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam standar kompetensi kurikulum TK tercantum bahwa tujuan pendidikan di Taman Kanak-kanak adalah membantu mengembangkan berbagai potensi anak baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian dan seni untuk memasuki pendidikan dasar. Kompetensi dasar  motorik anak TK yang diharapkan dapat dikembangkan saat anak memasuki persekolahan yaitu melakukan aktivitas fisik secara terkoordinasi dalam rangka kelenturan, keseimbangan serta berkreasi dengan berbagai gagasan dan imajinasi dan menggunakan berbagai media/bahan menjadi suatu karya seni.

Pembelajaran bagi anak usia dini pada hakikatnya adalah pembelajaran yang berorientasi bermain, belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar. Pembelajaran harus sesuai dengan tingkat usia anak, artinya pembelajaran harus diminati, kemampuan yang diharapkan dapat tercapai, serta kegiatan belajar tersebut menantang untuk dilakukan anak di usia tersebut. 

Pembelajaran yang diberikan pada anak usia dini adalah pembelajaran yang inovatif, dimana guru harus mengeksplor kemampuannya untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi anak. Bermain sambil belajar adalah ciri khas dalam pembelajaran untuk anak, agar anak tidak mudah bosan dan dapat mengikuti pembelajaran yang telah disusun guna kesuksesan dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru atau pendidik. Pembelajaran yang diminati anak akan memudahkan proses pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas yang dilakukan oleh guru. Dalam hal ini guru dituntut untuk sangat kreatif dan inovatif dalam menciptakan proses pembelajaran.

Berdasarkan  pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap salah satu kegiatan yang dilakukan di TK Islam Bakti 2 Boyolali, dalam memberikan stimulasi terhadap anak ditemukan adanya beberapa masalah diantaranya hasil dari kegiatan kolase masih kurang maksimal, media atau bahan yang  
disediakan hanya berupa kertas lipat, sebagian besar anak tidak bersemangat dalam menyelesaikan kegiatan kolase, guru dalam memberikan pembelajaran masih belum terintegrasi dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir, juga kurangnya pengawasan dari guru ketika kegiatan berlangsung.

Kolase merupakan  kegiatan yang baik untuk anak-anak prasekolah dan dapat mengembangkan motorik halus, koordinasi tangan dan mata, mengembangkan kreativitas, mengeksplorasi kegunaan baru dari bermacam kertas dan mempelajari tentang konsep-  konsep desain dari pola,  penempatan ukuran dan bentuk. Maka perlu diberikan stimulasi yang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak serta dalam pemberiannya dengan cara yang benar, sehingga kemampuan anak benar-benar terasah sebagai awal dari kemampuan-kemampuan anak lainnya yang akan berkembang dengan seiring perkembangan fisik motorik halusnya, karena dengan berkembangnya fisik motorik halus anak dengan baik maka kemampuan yang lainnya juga akan terasah.

Maka perlu adanya beberapa perbaikan dalam pemberian rangsangan terhadap anak melalui pemberian kegiatan-kegiatan yang dapat mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak. Penulis  berfikir Pemanfaatan bahan bekas yang sudah tidak terpakai lagi efektif untuk dimanfaatkan dalam penyusunan kolase. Barang bekas yang murah, mudah didapat dan yang pasti aman untuk diberikan pada anak usia dini. Peneliti memilih menggunakan media dari bahan bekas ini untuk mengembangkan kemampuan motorik halus anak yang masih kurang berkembang dalam pendidikan anak usia dini melalui kegiatan kolase. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti kemampuan motorik halus anak didik dengan mengambil judul penelitian “Upaya Meningkatkan Kemampuan Fisik Motorik Halus Anak melalui Kegiatan Kolase dengan Media Bahan Bekas Pada Kelompok B TK Islam Bakti 2 Boyolali Tahun Pelajaran 2020/2021”

B.Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang disebutkan  di atas maka, peneliti mengambil  rumusan masalah sebagai berikut : “Bagaimanakah meningkatkan kemampuan fisik motorik halus anak melalui  kegiatan kolase dengan media bahan bekas dikelompok B TK Islam Bakti 2 Boyolali Tahun Pelajaran  2020/2021?”

C.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian  ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan kemampuan fisik motorik halus anak pada kelompok B TK Islam Bakti 2 Boyolali melalui kegiatan kolase dengan  media bahan bekas.

D.Manfaat Penelitian
Manfaat  yang ingin diperoleh dari hasil penelitian ini adalah :
1)Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan guru mengenai pemberian stimulasi dan rangsangan yang tepat bagi anak dan dapat meningkatkan kemampuan anak dalam melakukan kegiatan kolase dengan memanfaatkankan media bahan bekas. Serta mendorong agar dapat  menciptakan kegiatan yang lebih kreatif, bervariasi dan dapat memanfaatkan bahan bekas menjadi karya kolase yang baik.
2)Bagi Anak
Bagi anak, diharapkan  penelitian  ini dapat  memberikan manfaat kepada anak dalam  meningkatkan  kemampuan fisik motorik halus anak melalui kegiatan  kolase dengan  memanfaatkan  media bahan bekas. Sehingga, kebutuhan anak akan stimulasi sesuai dengan perkembangannya terpenuhi.
3)Bagi Orang tua
Bagi orang tua siswa, diharapkan dapat  memberikan  manfaat berupa wawasan tentang tata cara dan bagaimana  memberikan stimulasi yang benar terhadap perkembangan anak  sesuai  dengan minat dan kebutuhan anak mereka.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.Kemampuan Motorik Halus
Menurut Susanto (2011) motorik halus adalah gerakan yang melibatkan gerakan-gerakan yang lebih halus dilakukan oleh otot-otot kecil. Gerakan halus ini memerlukan koordinasi yang cermat. Semakin baik gerakan motorik halus sehingga membuat anak dapat berkreasi, seperti menggunting kertas dengan hasil guntingan yang lurus, menggambar gambar sederhana dan mewarnai, menggunakan kilp untuk menyatukan  dua lembar kertas, menjahit, menganyam kertas serta menajamkan pensil dengan rautan pensil. Namun, tidak semua anak memiliki kematangan untuk menguasai kemampuan ini pada tahap yang sama.
Suyanto (2005) mengatakan bahwa karakteristik pengembangan motorik halus anak lebih ditekankan pada gerakan tubuh yang lebih spesifik seperti menulis, menggambar, menggunting dan melipat. Perkembangan motorik halus anak perlu dilatih atau distimulasi agar dapat berkembang dengan baik. Tindakan pemberian stimulasi dilakukan dengan prinsip bahwa stimulasi merupakan ungkapan rasa kasih sayang, bermain dengan anak, dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan.
Menurut Sumantri (2005) tujuan pengembangan motorik halus anak usia dini adalah untuk melatih kemampuan koordinasi motorik anak. Pengembangan motorik halus akan berpengaruh terhadap kesiapan anak dalam menulis, kegiatan melatih koordinasi antara tangan dengan mata yang dianjurkan dalam jumlah waktu yang cukup meskipun penggunaan tangan secara utuh belum mungkin tercapai.  
Tahapan Perkembangan Motorik Halus, Desni (2010) menyatakan bahwa tahapan perkembangan motorik halus berdasarkan usia, antara lain adalah :
a.Usia 1-2
Mengambil benda kecil dengan ibu jari atau telunjuk, membuka 2-3 halaman buku secara bersamaan, menyusun menara dari balok  
memindahkan air dari gelas ke gelas lain, belajar memakai kaus kaki sendiri, menyalakan TV dan bermain remote, belajar mengupas pisang.
b.Usia 2-3
Mencoret-coret dengan 1 tangan, menggambar garis tak beraturan, memegang pensil, belajar menggunting, mengancingkan baju, memakai baju sendiri.
c.Usia 3-4
Menggambar manusia, mencuci tangan sendiri,membentuk benda dari plastisin, membuat garis lurus dan lingkaran cukup rapi.
d.Usia 4-5
Menggunting dengan cukup baik, melipat amplop, membawa gelas tanpa menumpahkan isinya, memasukkan benang ke lubang besar.
B.Kolase
1.Pengertian Kolase
Kolase berasal dari kata “Collage” dari bahasa Prancis yang berarti merekat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kolase adalah komposisi artistik yang dibuat dari berbagai bahan (kain, kertas, kayu) yang ditempelkan pada permukaan gambar (Depdiknas.2008:580). Bambang Sujiono, dkk (2009: 1.13) menyatakan bahwa gerakan motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak, karena gerakan motorik kasar terbentuk saat anak mulai memiliki koordinasi dan keseimbangan hampir seperti orang dewasa dan biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan oleh otot-otot yang lebih besar. Misalnya meloncat, memanjat, berlari, menaiki sepeda roda tiga, serta berdiri satu kaki, berjinjit, berdiri di atas satu kaki, berjalan di titian dan sebagainya.
Kolase merupakan perkembangan lebih lanjut dari seni lukis. Dimana pada awal abad ke-20 para perupa sering menambahkan (menempelkan) unsur-unsur yang berbeda ke dalam lukisan mereka yaitu potongan kain, kayu, ataupun kertas koran. Namun, memang ada perbedaan yang sangat signifikan antara seni kolase dan seni lukis. Di dalam karya seni kolase, selain aspek formal seni yang di kedepankan meliputi nilai-nilai dasar keindahan, tata penyusunan objek ke dalam frame (layout), kontur, bentuk objek, dan warna sebagaimana disodorkan oleh karya seni lukis dan desain grafis, tetapi juga aspek ilustratif yang meliputi aspek konten dan bentuk gambar kolase sendiri.
2.Tujuan Kolase
Menurut Mayesky (2011 : 2) bahwa kolase bertujuan yaitu antara lain :
a.Untuk mengembangkan kreativitas.
b.Mengembangkan motorik halus, koordinasi tangan dan mata.
c.Mengeksplorasi kegunaan baru dari berbagai macam kertas.
d.Mempelajari tentang konsep-konsep desain dari pola, penempatan, ukuran dan bentuk.
3.Manfaat Kolase Bagi Anak Usia Dini
Menurut Ramdhania & Triyuni  (2012) manfaat Kolase adalah sebagai berikut :
a.Melatih motorik halus
b.Meningkatkan kreatifitas
c.Melatih konsentrasi
d.Mengenal warna
e.Mengenal bentuk
f.Melatih memecahkan masalah mengasah kecerdasan spasial
g.Melatih ketekunan
h.Meningkatkan kepercayaan diri
Selain yang disebutkan di atas, menurut Yohana (2013:23) manfaat Kolase adalah sebagai berikut:
1.Dapat meningkatkan kreativitas seni pada anak.
2.Dapat meningkatkan pemahaman anak melalui penglihatan.
3.Dapat meningkatkan daya pikir, daya serap, emosi, cita rasa keindahan menempel kolase.
Mengingat banyaknya manfaat yang bisa didapatkan oleh anak usia dini dalam kegiatan kolase, maka tidak ada salahnya jika orang tua memberikan kegiatan kolase sejak usia dini, terlebih lagi pada Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini harus selalu memberikan stimulasi melalui kegiatan kolase ini agar dapat menumbuhkan kreativitas anak.
Langkah-langkah pembuatan kolase di antaranya sebagai berikut :  
1.Menyiapkan pola bergambar
2.Menyiapkan beberapa bahan yang ingin ditempelkan ke pola tersebut.
3.Memberikan lem pada pola yang telah disediakan kemudian direkatkan pada bahan yang telah disiapkan ke dalam pola tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun