Mohon tunggu...
puhid akhdiyat
puhid akhdiyat Mohon Tunggu... Buruh - ⛔

👨‍🦱; kamu pernah liat nggak, kapan Tuhan tersenyum? 👧; nggak tau, emang kamu pernah liat? kapan? 👨‍🦱; sewaktu dulu di dunia aku pernah berdoa meminta kepadaNya, agar aku di jodohkan denganmu, tetapi doanya pake doa makan sesudah tidur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pria Pembuat Kenangan

29 November 2023   03:40 Diperbarui: 29 November 2023   04:20 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

semua seperti normal
tidak ada yang aneh
seperti kedipan senja yang selalu berhasil membuat langit sore salah tingkah (tak lama dunia menjadi gelap bukan?)
atau wajah manis hujan yang turun kalau ada mendungnya
awalnya semua perasaan jatuh cinta akan berjalan seperti biasanya (selalu menyenangkan bukan?)

tak banyak yang aku tawarkan
namun cukup untuk sedikit menarik perhatian
seperti hari ini kamu mau hadiah apa? (akan aku usahakan)
padahal kenyataannya saya tidak punyai apa-apa
atau besok kita jalan-jalan ke mana?
namun baru ingin kau jawab,
aku sudah menyingkirkan terlebih dulu semua duri-duri penghalang

rindu-rindu aku tebar
seperti gelembung sabun yang aku tiup di dalam kamar
tetapi jangan kau gengam (aku mudah pecah)
janji-janji aku putar
seperti jarum jam dinding yang aku pasang di ruang tamu
tetapi jangan kau peluk (aku mudah berlalu)
juga cerita-cerita aku
pamerkan
seperti barang antik yang aku simpan di galeri museum
tetapi jangan kau bawa pulang (aku mudah hilang)

sampai disini sudah paham belum?

apa perlu aku jelaskan padamu berulang-ulang, kalau aku adalah;


terang meredup
jarang berlanjut hidup
dering membisu
sering berujung lesu

dan bagaimana kalau aku ini diciptakan Tuhan
hanya untuk membuat kenang-kenangan saja
apakah kau masih mau tetap denganku?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun